Modus penggunaan “*infovalid” sudah beberapa kali dibahas, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

======

KATEGORI

Hoaks.

======

SUMBER

(1) Pertanyaan dari salah satu anggota FAFHH.

——

(2) http://bit.ly/2w8wKxb, cuitan oleh akun “Detektif Upin” (twitter.com/DetektifUpin), sudah dicuit ulang 1.3 ribu kali per tangkapan layar dibuat.

——

(3) http://bit.ly/2w60P0i, post oleh akun “Adit Hermawan” (facebook.com/adit.setia.5621) ke grup “TGB UNTUK INDONESIA” (facebook.com/groups/1460925687519536).

======

NARASI

(1) “FAKTA dana kampanye Jokowi :

1. James Riady = 7 Triliun
2. Gabungan Taipan 9 naga = 8,5 Triliun
3. Aliansi Konglomerat China = 5,1 Triliun
4. Konglomerat bermasalah (Yang terjerat hukum dan dipaksa) = 3,7 Triliun
5. Tiongkok = 75 Triliun

@KPK_RI

@bawaslu_RI

*infovalid”.

——

(2) “mau jd presiden Modalnya Palu Arit…”.

======

PENJELASAN

(1) http://bit.ly/2rhTadC, firsdraftnews.org: “Konten Palsu

Konten baru yang 100% salah dan didesain untuk menipu serta merugikan”.

——

(2) Tanpa sumber informasi kredibel, menambahkan narasi “*infovalid” tidak menjadikan sebuah informasi menjadi valid.

——

(3) Tidak menyebutkan sumber informasi yang jelas adalah tipikal penggunaan teknik “Appeal to Authority”. Agar dipercaya di narasi digunakan pihak-pihak yang valid tanpa ada kejelasan, misalnya tautan, ke detil informasi yang diklaim disampaikan oleh pihak-pihak tersebut. Selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.

——

(4) http://bit.ly/2OHUsI5, hasil pencarian di FAFHH menggunakan kata kunci “*infovalid”, selengkapnya di (2), (3), (4), dan (5) di bagian REFERENSI.

======

REFERENSI

(1) http://bit.ly/2H4PMJM, tentang “Appeal to Authority”: “Dalam kerja jurnalistik pernyataan narasumber lazimnya diverifikasi terlebih dahulu dan diberi penjelasan dalam kapasitas apa narasumber memberikan pernyataannya. Pernyataan tersebut mestinya diuji dengan pertanyaan-pertanyaan seperti, apa bukti dari pernyataan tersebut? Dalam konteks bagaimana narasumber bisa mendapat informasi tersebut? Serta, apa kemungkinan bias motif politik narasumber dalam menyampaikan pernyataan tersebut?”.

——

(2) [SALAH] “Sri Mulyani Ditolak Kedatangannya Ke Gontor dengan Membawa Cek Bernilai Besar”, post sebelumnya di http://bit.ly/2OI4d9h.

——

(3) [SALAH] “Anggota Mossad Israel Tertangkap Kamera CCTV di Sulawesi”, post sebelumnya di http://bit.ly/2MybyL6.

——

(4) [SALAH] “Pihak AS Akan Gelontorkan Dana 2 Triliun ke Pimpinan NU Untuk Menangkal Terorisme”, post sebelumnya di http://bit.ly/2GFxPQh.

——

(5) [HOAX] “Penolakan ustadz Abdul Somad di Hong Kong merupakan pesanan LBP”, post sebelumnya di http://bit.ly/2Pefijz.

======

Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/726314137701124/