Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Dwikorita Karnawati menilai pemberitaan Aljazeera yang berjudul “Air pollution Welcomes athletes in Jakarta for Asian Games” dengan mengatakan polusi udara di Jakarta ‘tidak sehat’ jelang 3 hari pelaksanaa Asian Games adalah berlebihan. Menurut Dwikorita, pengukuran mutu udara di satu lokasi Jakarta tidak bisa menggenelarisir mutu udara di seluruh Jakarta. Dan berdasarkan pernyataan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, polusi udara telah berhasil diturunkan dari 184 mikrogram ke 25 mikrogram per meter kubik.

=====

Sumber: Media Daring

=====

Kategori: Klarifikasi

=====

Narasi :
1. “Data dari pengukuran satu lokasi saja seharusnya tidak bisa digunakan mengeneralisir kondisi mutu udara seluruh Jakarta,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Sabtu (18/8).

2. “Ada tiga lembaga pemerintah pemantau kualitas udara di Jakarta yaitu Pemerintah Provinsi DKI, BMKG dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ketiganya mengatakan telah mengukur kualitas udara dengan memasang alat pengukur konsentrasi debu partikulat ukuran <10 µg/m3. Dan, baru-baru ini juga telah dipasang untuk <2,5 µg/m3," ujar Dwikorita.
=====

Penjelasan:
Media daring Aljazeera.com membuat berita yang berjudul “Air pollution Welcomes athletes in Jakarta for Asian Games” pada, Sabtu (17/8). Di dalam berita tersebut dijelaskan, udara Jakarta sebelum 3 hari pelaksanaan Asian Games berada dalam kategori ‘tidak sehat’ dengan kadar polusi mencapai 154 mikrogram per meter kubik.

Menanggapi hal tersebut, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menilai artikel Aljazeera yang isinya juga mengatakan kualitas udara Jakarta lebih buruk dari Beijing, RRC dan tidak mengacu kepada standar WHO adalah penilaian yang berlebihan. “Data dari pengukuran satu lokasi saja seharusnya tidak bisa digunakan mengeneralisir kondisi mutu udara seluruh Jakarta,” kata Dwikorita, Sabtu (18/8).

Berdasarkan pernyataan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, lanjut Dwikorita, angka polusi udara telah berhasil diturunkan dari 184 mikrogram ke 25 mikrogram per meter kubik. Angka tersebut juga merupakan standar yang dikeluarkan WHO.

“Ada tiga lembaga pemerintah pemantau kualitas udara di Jakarta yaitu Pemerintah Provinsi DKI, BMKG dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ketiganya mengatakan telah mengukur kualitas udara dengan memasang alat pengukur konsentrasi debu partikulat ukuran <10 µg/m3. Dan, baru-baru ini juga telah dipasang untuk <2,5 µg/m3," ujar Dwikorita.

Informasi hasil pengukuran dan informasi indeks pencemaran udara tersebut telah disampaikan kepada publik secara luas, baik melalui laman website maupun aplikasi android/iOS.

Dwikorita menambahkan, dalam menentukan standar baku kualitas udara, pemerintah telah menetapkan indeks standar pencemaran udara (ISPU).

ISPU merupakan angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika, dan makhluk hidup lainnya.

Ia menyebutkan, parameter ISPU terdiri atas Partikulat (PM10), Karbondioksida (CO), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2), dan Ozon (O3). Berdasarkan ISPU tersebut terdapat lima tingkatan kualitas udara yaitu baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat, dan berbahaya.

ISPU diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

=====

Referensi:
1. https://www.aljazeera.com/…/air-pollution-welcomes-athletes…
2. https://www.viva.co.id/…/1066036-bmkg-bantah-kualitas-udara…
3. http://www.suarakarya.id/…/Asian-Games-BMKG-Polusi-Udara-Ja…