“Pembantu dekan III FISIP Hiskia Sapioper menjelaskan yel-yel mahasiswa tersebut dimaksudkan sebenarnya bermaksud agar orang Papua bangkit dari kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. “Jangan salah tanggapi, maksud mahasiswa itu bukan Papua Merdeka,” jelasnya.”, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

======

KATEGORI

Disinformasi.

======

SUMBER

(1) Pertanyaan dari salah satu anggota FAFHH.

——

(2) http://bit.ly/2LmeCpb, post oleh akun “Siti-Masruroh” (facebook.com/kiki.nMaKecilku), sudah dibagikan 11.832 kali dan disunting 2 kali per tangkapan layar dibuat.

======

NARASI

“Kami bukan merah putih
Kami bukan merah putih
Kami bintang kejora..bintang kejora…”, selengkapnya di (3) bagian REFERENSI.

======

PENJELASAN

(1) http://bit.ly/2rhTadC, firsdraftnews.org: “Konten yang Salah

Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.

——

(2) Tabloid Jubi: “Ini klarifikasi Uncen terkait yel-yel “Papua Merdeka” untuk mahasiswa baru”, selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.

——

(3) Detik: “Atribut Papua Merdeka Warnai Ospek Uncen, Polisi Bertindak”, selengkapnya di (2) bagian REFERENSI.

======

REFERENSI

(1) http://bit.ly/2PG3iHZ, Tabloid Jubi: “Senin, 13 Agustus 2018 — 17:48 2326x views

Ini klarifikasi Uncen terkait yel-yel “Papua Merdeka” untuk mahasiswa baru

(foto)
ada tiga unsur pengertian yang terkandung dalam yel-yel “Papua Merdeka” Rektor Uncen, Apolo Safanpo dan Dekan FISIP Uncen Septinus Saa- Jubi/David Sobolim

PERHATIAN!!!

Penggunaan sebagian atau seluruh materi dalam portal berita ini tanpa seijin redaksi tabloidjubi.com akan dilaporkan kepada pihak berwenang sebagai tindakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI Nomor 19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Universitas Cenderawasih ( Uncen) Jayapura mengklarifikasi soal beredar luasnya selebaran yang disebut-sebut sebagai salah satu persyaratan orientasi perkenalan kampus ( ospek ) Fakultas ilmu sosial dan politik(Fisip).

Selebaran yang beredar luas di media sosial itu, mencantumkan sejumlah syarat yang harus dipenuhi mahasiswa baru. Antara lain mengenakan gelang bintang fajar, juga membawa papan 30 x 20 cm yang bertuliskan identitas diri, ditambah dengan kata “Referendum”

Rektor Universitas Cenderawasih, Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST, MT mengatakan persyaratan yang di buat dan disebarkan ke media sosial itu, sampai saat ini belum diketahui pihaknya.

“Itu surat tidak jelas karena tidak ada tanda tangan dan cap dari dekan FISIP , dianggap selebaran, ” kata dia di ruang kerjanya, Senin (13/8/2018) . Safanpo didampingi beberapa dekan di lingkungan Uncen.

Pada Kamis pekan lalu, pihak dekan sudah memanggil pengurus BEM FISIP dan panitia pelaksana, untuk melakukan rapat sebelum memutuskan persyaratan yang akan diterapkan pada Ospek mahasiswa baru, sesuai dengan SOP di perguruan tinggi negeri itu.

“Sudah disampaikan kepada mahasiswa baru, bahwa tidak ada lagi persyaratan yang sudah tersebar di media sosial. (selebaran) bukan dari mereka karena tidak ada cap yang jelas,” katanya.

Dia juga mengklarifikasi beredarnya video yel-yel mahasiswa di seputaran taksi Perumnas 3 Waena yang diduga meneriakkan Papua Merdeka . Menurutnya itu bisa juga berasal dari pihak ketiga yang memanfaatkan situasi. Karena mahasiswa baru hanya mengikuti saja, belum kenal mana panitia, senior atau alumni.

Dekan FISIP Uncen Septinus Saa, menambahkan hasil rapat bersama phak BEM, panitia dan dekan, memutuskan untuk mengganti beberapa nomor dalam persyaratan yang dinilai tidak sesuai SOP.

“Sudah disepakati,persyaratan sebenarnya adalah yang ada cap dan tanda tangan dari BEM dan dekan FISIP.

Pembantu dekan III FISIP Hiskia Sapioper menjelaskan yel-yel mahasiswa tersebut dimaksudkan sebenarnya bermaksud agar orang Papua bangkit dari kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. “Jangan salah tanggapi, maksud mahasiswa itu bukan Papua Merdeka,” jelasnya.

Ketua BEM FISIP Luranus Waum menambahkan, ada tiga unsur pengertian yang terkandung dalam yel-yel “Papua Merdeka” yaitu kemiskinan,kebodohan, dan ketertinggalan. “Jangan lagi ada yang menyesatkan masyarakat luas, bahwa FISIP itu basis Papua merdeka,” tegasnya.(*)”

——

(2) http://bit.ly/2MWd3TS, Detik: “Selasa 14 Agustus 2018, 14:05 WIB

Atribut Papua Merdeka Warnai Ospek Uncen, Polisi Bertindak

Wilpret Siagian – detikNews

(foto)
Suasana ospek di Uncen (Foto: Wilpret Siagian/detikcom)

Jayapura – Penggunaan atribut Organisasi Papua Merdeka (OPM) ditemukan dalam orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) di Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua. Dalam acara tersebut ditemukan simbol-simbol OPM seperti bendera bintang kejora yang dibuat sebagai gelang dan ikat kepala.

Suasana di kampus Uncen, Selasa (14/8/2018), Jalan Raya Abepura-Sentani, Jayapura, tak seperti biasanya yang tak ramai. Sejak pagi hari, mahasiswa baru datang dengan pakaian hitam putih.

Bagi wanita diberi ikat rambut dari pita sesuai dengan warna khas fakultas masing-masing. Sedangkan mahasiswa baru laki-laki mengenakan dasi hitam.

(foto)
Tampak pengikat kepala yang dipakai bermotif seperti bendera bintang kejora (Foto: Wilpret Siagian/detikcom)

Sementara, di Fakultas Teknik tampak ada seorang mahasiswa yang mengenakan gelang bintang kejora di tangannya. Selain itu, di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) tampak Ada mahasiswa yang mengenakan pengikat kepala bergambar bintang kejora.

Acara ospek ini juga digelar di Auditorium Uncen yang jadi tempat pembukaan acara. Di lokasi ini, mahasiswa baru dibagi per fakultas yang mempunyai yel-yel masing-masing. Di saat itulah terdengar lagu ‘Papua Merdeka’. Acara pembukaan ospek ini dihadiri Rektor Uncen Dr Apolo Safanpo, Kapolres Jayapura Kota AKBP Gustav Urbinas, dan Dandim 1701/JYP Letkol Inf Nova Ismailyanto.

Ketegangan terjadi saat Apolo bersama Kapolres dan Dandin keluar dari Auditorium setelah pembukaan selesai. Saat itu Ketua BEM Uncen Fery Kombo bersama beberapa anggota BEM lainnya keluar menuju pintu utama Auditorium dan meneriakkan Papua Merdeka.

Tampak pengikat kepala yang dipakai bermotif seperti bendera bintang kejora (Foto: Wilpret Siagian/detikcom)

Sementara, di Fakultas Teknik tampak ada seorang mahasiswa yang mengenakan gelang bintang kejora di tangannya. Selain itu, di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) tampak Ada mahasiswa yang mengenakan pengikat kepala bergambar bintang kejora.

Acara ospek ini juga digelar di Auditorium Uncen yang jadi tempat pembukaan acara. Di lokasi ini, mahasiswa baru dibagi per fakultas yang mempunyai yel-yel masing-masing. Di saat itulah terdengar lagu ‘Papua Merdeka’. Acara pembukaan ospek ini dihadiri Rektor Uncen Dr Apolo Safanpo, Kapolres Jayapura Kota AKBP Gustav Urbinas, dan Dandim 1701/JYP Letkol Inf Nova Ismailyanto.

Ketegangan terjadi saat Apolo bersama Kapolres dan Dandin keluar dari Auditorium setelah pembukaan selesai. Saat itu Ketua BEM Uncen Fery Kombo bersama beberapa anggota BEM lainnya keluar menuju pintu utama Auditorium dan meneriakkan Papua Merdeka.

Mendengar hal itu, Kapolres dan Dandim menghampiri pengurus BEM Uncen tersebut. Tapi kemudian Ketua BEM Uncen dengan menggunakan pengeras suara meminta Kapolres dan Dandim untuk meninggalkan kampus.

“Polisi dan TNI punya undang-undang sendiri, jadi silakan pergi. Polri dan TNI punya waktu 15 menit untuk meninggalkan Uncen,” kata Fery Kombo.

Kapolres langsung merespons ucapan tersebut. Dia mengatakan, bersama Dandim, punya kewajiban mengawasi kampus. Sebab ada informasi banyak pelanggaran di dalam kegiatan ospek ini.

(foto)
Gelang yang dipakai tampak bermotif bintang kejora (Foto: Wilpret Siagian/detikcom)

“Kalau Anda mau bertanggung jawab silakan lanjutkan. Tapi saya tidak tinggal diam (atas pelanggaran yang ada),” ujar Kapolres Gustav.

Dia menjelaskan aparat datang ke pembukaan cara ini lantaran ada beberapa aturan dari panitia yang menyimpang dari NKRI. Setelah memberi penjelasan, Kapolres dan Dandim meninggalkan kampus Uncen.
(jbr/asp)”

——

(3) Narasi selengkapnya oleh post sumber: “Kami bukan merah putih
Kami bukan merah putih
Kami bintang kejora..bintang kejora

Sebait Yel Yel yg di nyanyikan MABA 2018 FISIP Universitas Cenderawasih papua,sparatis dan radikalisme sudah memasuki kampus Negeri papua.

Mana cangkem2 yg suka tereak2 Saya Indonesia Saya Pancasila ? 😡
Mana suara akun2 yg bangga memakai profil NKRI HARGA MATI.😡
Kelen belum bisu kan ? Belum picek kan ?

Ini makar yg sesungguhnya 👇😠”.

Disunting menjadi: “#PostUpdate

Kami bukan merah putih
Kami bukan merah putih
Kami bintang kejora..bintang kejora

Adanya video yang beredar di media sosial mengenai yel-yelan Papua Merdeka di Universitas Cendrawasih menjadi viral,pasalnya video yang berisikan yel-yel Papua Merdeka ini diteriakkan oleh mahasiswa baru yang sedang melaksanakan ospek di FISIP Uncen.

Selain yel-yelan papua merdeka, mahasiswa baru juga diberi persyaratan untuk membawa dan mengenakan gelang bintang fajar (bintang kejora), dan juga membawa papan 30 x 20 cm yang bertuliskan identitas diri ditambah dengan kata “Referendum”.

Menurut rektor Uncen, Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST, MT sama sekali tidak mengetahui perihal adanya yel-yelan tersebut pada saat ospek berlangsung, bahkan Apolo mengatakan situasi tersebut kemungkinan berasal dari oknum diluar yang memanfaatkan situasi ketika ospek sedang berlangsung.

“Itu persyaratan (dari selebaran) yang tidak jelas dan tidak ada tanda tangan langsung dari dewan dan petinggi FISIP Uncen,” ujar Apolo

Sedangkan menurut pembantu Dekan III FISIP, Hiskia Sapioper menjelaskan yel-yel mahasiswa tersebut dimaksudkan sebenarnya bermaksud agar orang Papua bangkit dari kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan.

“Jangan salah tanggapi, maksud mahasiswa itu bukan Papua Merdeka,” jelasnya.

Ketua BEM FISIP Luranus Waum juga senada dengan Hiskia, ia menambahkan ada tiga unsur pengertian yang terkandung dalam yel-yel “Papua Merdeka” yaitu kemiskinan,kebodohan, dan ketertinggalan.

“Jadi, jangan lagi ada yang menyesatkan masyarakat luas, bahwa FISIP itu basis Papua merdeka,” tegasnya.

Terlepas dari yel-yelan dan selebaran tersebut, mahasiswa beserta panitia ospek dapat terancam pidana makar atau berkhianat kepada negara apabila terbukti telah mendukung gerakan Papua Merdeka.

https://t.co/lWAULvDrQ3
https://t.co/822APUYk4A

#PapuaNKRI #PapuaIndonesia ✊

Mana cangkem2 yg suka tereak2 Saya Indonesia Saya Pancasila ? 😡
Mana suara akun2 yg bangga memakai profil NKRI HARGA MATI.😡
Kelen belum bisu kan ? Belum picek kan ?

Ini makar yg sesungguhnya 👇😠”.

======

CATATAN

Post diunggah langsung ke turnbackhoax.id karena dianggap spam oleh Facebook.