PERLAHAN TAPI PASTI
TERKUASAI DAN HILANG LAH HARGA DIRI”
======
PENJELASAN
(1) http://bit.ly/2rhTadC, firsdraftnews.org: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
——
(2) Foto pertama, peristiwa di 2017. Ucapan selamat atas Wali Kota baru di Singkawang tidak hanya dalam bahasa asing saja, selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.
——
(3) Foto kedua, batamnews.co.id: “Sementara itu, Lik Khai mengakui hal ini tak disengaja. Ia memasang baliho itu karena momen pertemuan seluruh pengusaha Asia di Batam”, selengkapnya di (2) bagian REFERENSI.
——
(4) Foto ketiga, tempo.co: “Dicopot dari Jabatan Kapolres Ketapang, Ini Penjelasan Sunario”, selengkapnya di (3) bagian REFERENSI.
——
(5) Foto keempat, peristiwa di 2016. tribunnews.com: “Rupanya spanduk tersebut dipasang menyusul promosi sejumlah maskapai yang melakukan penerbangan langsung dari Tiongkok ke Manado dan semakin gencarnya pemerintah daerah Manado mempromosikan wisatanya.”, selengkapnya di (4) bagian REFERENSI.
——
(6) Foto kelima, per 2016 sudah ditangani oleh yang terkait. bangsaonline.com: “Mendapat informasi tersebut, petugas Polsekta Nganjuk menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah tempat yang diduga menjadi tempat mereka (pekerja asing) menginap. Sidak dilakukan guna melakukan pendataan kepada sejumlah WNA yang baru saja berdomisili di Jalan Dermojoyo dan jalan A Yani Kelurahan Payaman, Kecamatan kota Nganjuk.”, selengkapnya di (5) bagian REFERENSI. Sumber foto: http://bit.ly/2LiLsrV, faktualnews.co: “RAMBU BAHASA CHINA DI JOMBANG”.
——
(7) Foto keenam, Monumen Garuda Pancasila di Taman Budaya Tionghoa Taman Mini Indonesia Indah. Per post ini disusun sudah direnovasi, Google Street View: http://bit.ly/2zED1pl, http://bit.ly/2zOstnR. Post sebelumnya di 2016: http://bit.ly/2KUtJKZ.
——
(8) Foto ketujuh, peristiwa di 2017. poskotanews.com: “Kibarkan Bendera RRC, Warga Koja Ini Berurusan dengan Polisi”, selengkapnya di (6) bagian REFERENSI.
——
(9) Foto kedelapan, jpnn.com: “Sesaat setelah menerima informasi tersebut, Jawa Pos langsung melakukan penelusuran lewat Radar Nganjuk (Jawa Pos Group). Jurnalis Radar Nganjuk langsung menuju lokasi proyek. Letaknya di Desa Kemaduh, Kecamatan Baron, Nganjuk. Ternyata papan proyek berbahasa Mandarin itu hanya sementara dipasang dan kini sudah tidak ada. “Itu bukan papan resmi proyek. Hanya sementara, dipasang untuk kepentingan internal kontraktor Tiongkok. Ketika itu mereka kedatangan tamu kolega pimpinan mereka,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Solo-Kertosono Indra Rismawansyah. Menurut Indra, papan itu sengaja dipasang karena sebagian besar tamu tak bisa bahasa Inggris.”, selengkapnya di (7) bagian REFERENSI.
——
(10) Foto kesembilan, peristiwa di 2016. detik.com: “Kisah Ormas FBI, Ramai Dibahas Netizen Hingga Akhirnya Didatangi Polisi”, selengkapnya di (8) bagian REFERENSI.
——
(11) Foto kesembilan dan kesepuluh, peristiwa di 2016. harianamanah.id: “Papan Nama Jalanan China di Morowali Kabarnya Sudah Dicabut”, beritatrans.com: “Selain Kibarkan Bendera RRC Di Maluku Utara, Pekerja China Juga Pasang Plang Nama Jalan Beijing & Shanghai Di Sulawesi Tengah”, selengkapnya di (9) dan (10) bagian REFERENSI.
======
REFERENSI
(1) http://bit.ly/2Nc2l7Y, pontianakpost.co.id: “Hari Ini Singkawang Punya Wali Kota Baru
Singkawang Minggu, 17 December 2017 08:30
(foto)
UCAPAN SELAMAT: Papan ucapan selamat atas pelantikan Tjhai Chui Mie-Irwan selaku Wali Kota-Wakil Wali Kota Singkawang periode 2017 – 2022 di halaman Kantor Wali Kota Singkawang. HARI KURNIATHAMA/PONTIANAK POST
Banjir Ucapan Selamat
SINGKAWANG – Jelang pelantikan Wali Kota-Wakil Wali Kota Singkawang 2017 – 2022, Kota Singkawang berbenah. Di Kantor Wali Kota Singkawang sendiri tampak berjejer pajangan ucapan selamat kepada pemimpin Kota Singkawang tersebut.
Termasuk di Kantor DPRD Singkawang yang menjadi tempat prosesi serah terima jabatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang masa jabatan 2017 – 2022.
Sekretaris DPRD Singkawang, Asep Darmawan, mengatakan, jika acara serah terima jabatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang masa jabatan 2017 – 2022, akan digelar di Ruang Utama DPRD Kota Singkawang, Senin (18/12) mendatang. ”Saat ini kita sedang melakukan persiapan, di antaranya menyebarkan undangan sebanyak 800 orang dan mendirikan tenda-tenda dan kursi untuk undangan dan masyarakat umum,” kata Asep, Sabtu (16/12)
Mengingat ruangan DPRD Singkawang sangat terbatas, sehingga mereka mendirikan tenda, agar masyarakat Singkawang bisa ikut menyaksikan prosesi serah terima jabatan tersebut. “Tenda kita siapkan 10 gawang yang dilengkapi dengan beberapa TV berlayar besar,” ujarnya.
Di samping itu, pihaknya juga akan menyiarkan secara langsung prosesi serah terima jabatan tersebut di Radio Duta Suara. Tujuannya, diharapkan dia agar masyarakat yang tidak sempat menghadiri undangan, bisa mendengarkannya melalui radio. “Dan masyarakat juga bisa menontonnya melalui youtube dan facebook,” ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga telah menggandeng Ruai TV untuk acara tersebut. Hanya saja, untuk televisi ini pihaknya minta agar pemutaran prosesi serah terima jabatan tersebut dilakukan pada Selasa (19/12) setelah magrib. “Karena setelah sholat magrib itukan biasanya orang sedang santai, kita minta prosesi serah terima jabatan itu bisa diputar selama 15 menit,” ungkapnya.
Sementara itu, H-2 jelang pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang periode 2017 – 2022, baliho-baliho ucapan selamat kepada Tjhai Chui Mie – Irwan mulai membanjiri halaman Kantor Wali Kota Singkawang. Sebagaimana diketahui, pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang terpilih ini akan dilaksanakan di Kantor Gubernur Kalbar, hari ini (17/12).
“Secara protokoler kami siap berkoordinasi secara berjenjang, sesuai tugas dan fungsinya demi kelancaran acara pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang terpilih,” kata Kasubag Humas Pemkot Singkawang, Hery Ristyawan.
Kapolres Singkawang, AKBP Yuri Nurhidayat mengatakan, sebanyak 303 personel gabungan telah dikerahkan, untuk melakukan pengawalan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang terpilih menuju ke Kota Pontianak. “Pengamanan kami sifatnya hanya pengawalan, sementara untuk pengamanannya kita berkoordinasi dengan Polda Kalbar,” kata Yuri.
Menurutnya, ratusan personel gabungan ini juga akan dikerahkan untuk melakukan pengamanan pada acara serah terima jabatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang masa jabatan 2017 – 2022 di Gedung DPRD Singkawang, Senin (18/12). (har)”
——
(2) http://bit.ly/2zDwwD1, batamnews.co.id: “Baliho Anggota DPRD Batam Lik Khai Dikritik, Warganet: Ini Bukan Hongkong..
Senin 02 Juli 2018, 19:11 WIB
(foto)
Baliho bertulisan mandari Lik Khai di beberapa titik jalan Kota Batam. (Foto: ist)
Batam – Sebuah baliho bertulisan mandarin dengan wajah anggota DPRD Kota Batam dari Fraksi NasDem, Lik Khai menjadi bahan bully-an warganet
Dalam baliho tersebut, Anggota Komisi I DPRD Batam itu dipertanyakan warga, pasalnya tak semua warga Batam paham bahasa mandarin.
Beberapa akktivis pemerhati kota Batam menilai, spanduk tersebut terkesan salah tempat, dikarenakan memakai tulisan Tionghoa.
“Ini Indonesia, bukan China atau jepang,, negara Indonesia kan punya bahasa,, kenapa pakai bahasa yang tidak kita mengerti…” ujar Aldi Braga, salah satu aktivis di Kota batam
Selain itu, Syam Bimbo, penggiat medsos Kota Batam membagikan postingan foto tersebut yang diposting di grup facebook. Tampak Syam menyindir keras hal ini.
“Jangan pilih yang tidak berbahasa Indonesia dengan baik. kira kira begitu lah tulisan di baliho ini,” sindir Syam dengan kalimat satire, terkait arti di tulisan baleho itu.
Sontak hal itu mendapat banyak komentar dari netizen lainnya. Sementara itu postingan di grup facebook tersbeut tampak sudah hilang, dihapus oleh admin grup Wajah Batam.
Lik Khai Mengaku Lalai
Sementara itu, Lik Khai mengakui hal ini tak disengaja. Ia memasang baliho itu karena momen pertemuan seluruh pengusaha Asia di Batam
“Itu sudah saya klarifikasi memang itu ada kesalahan saya sendiri di saat mencetak. Tema acara tanggal 26 hingga 28 Juni ada pertemuan seluruh pengusaha Asia yang ke 7 di Batam. Saya salah satu panitia. Sehingga saya lupa letakkan bahasa karena mengikuti tema yang ada di tulisan baliho Malaysia serta dari Hongkong,” ujar Lik Khai kepada batamnews.co.id, Senin (2/7/2018)
Lik Khai menjelaskan, dalam materi yang tertulis tersebut memiliki arti dalam bahasa Indonesia yakni bersama samalah dalam berusaha sehingga ia mengaku lupa untuk memberikan arti dalam tulisan bahasa Indonesia.
(jim)
Editor: Muhammad Ikhsan”.
——
(3) http://bit.ly/2NMsNpM, Dicopot dari Jabatan Kapolres Ketapang, Ini Penjelasan Sunario
Reporter: Andita Rahma
Editor: Rina Widiastuti
Jumat, 13 Juli 2018 12:18 WIB
(foto)
Kapolres Ketapang Ajun Komisaris Besar Sunario. antaranews.com
TEMPO.CO, Jakarta – Kapolres Ketapang Ajun Komisaris Besar Sunario resmi diberhentikan dari jabatannya hari ini, 13 Juli 2018. Pencopotan tersebut tertuang dalam Surat Telegram Kapolri nomor ST/1726/VII/KEP./2018.
“Apa yang dilakukan Kapolres itu tidak sesuai mekanisme yang ada di Polri, di mana kerja sama dengan negara lain atau polisi negara lain, itu kewenangannya ada di Mabes Polri,” kata Iqbal saat dikonfirmasi, Jumat, 13 Juli 2018.
Sunario kini dimutasi sebagai perwira menengah (pamen) di Polda Kalimantan Barat. Pencopotan Sunario dilakukan pasca beredarnya postingan foto yang menunjukkan plakat bertuliskan Kantor Polisi Bersama antara Polres Ketapang dengan Biro Keamanan Publik Republik Rakyat Tiongkok Provinsi Jiangzu Resor Suzhou. Foto tersebut ramai di media sosial.
“Ini perlu saya jelaskan semua kepada masyarakat supaya tidak terjadinya kesalahpahaman tentang hal tersebut,” kata Sunario dalam video beredar, hari ini.
Sunario menjelaskan, plakat tersebut merupakan contoh yang dibawa oleh kepolisian Shuzou saat berkunjung ke salah satu perusahaan di Ketapang, Kalimantan Barat. Plakat itu sebagai bukti terjalinnya kerja sama antara kepolisian.
Plakat tersebut, kata Sunario, berada di Polres Ketapang karena belum adanya kesepakatan antara kedua belah pihak. Ia pun menyayangkan foto plakat itu yang kini ramai beredar.
“Dan yang beredar di media sosial seolah-olah itu sudah menjadi viral dan dimonumenkan, itu tidak. Sekarang plakat ini ada di Polres Ketapang, mereka memberi contoh kami menolaknya, kami tidak membenarkan, maka plakat ini kami bawa ke Polres Ketapang. Kami amankan karena takut disalah artikan atau disalahgunakan pada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” ucap Sunario.”
——
(4) http://bit.ly/2uyUXMe, tribunnews.com: “Baliho Ucapan Selamat Datang Buat Netizen Marah, Apa yang Salah?
Jumat, 26 Agustus 2016 15:09
(foto)
Facebook Selamat Pagi Indonesia
Baliho yang dikecam netizen karena menggunakan bahasa asing tanpa menghadirkan bahasa Indonesia
TRIBUNSUMSEL.COM – Sebuah baliho selamat datang yang dipasang Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menuai kecaman pengguna media sosial, Jumat (26/8/2016).
Hal ini dipicu, baleho tersebut bertuliskan ucapan selamat datang dengan menggunakan bahasa Mandari dan bahasa Inggris.
Ucapan selamat datang itu diucapkan oleh kepala daerah setempat mewakili warganya sebagai apresiasi pada wisatawan.
Tidak diketahui secara pasti lokasi baliho ini dipasang tapi belakangan baliho diketahui dipasang di dekat pintu keluar Bandara Internasional Samratulangi Manado.
Sepintas tidak ada yang berbeda pada baliho itu karena dipasang di ruang publik dan diucapkan oleh kepala daerah namun belakangan banyak warga yang mempertanyakan alasan pengguna bahasa asing dalam baliho itu padahal dipasang di bumi pertiwi.
Foto yang dibagikan oleh halaman Facebook Selamat Pagi Indonesia ini ramai dikomentari netizen.
Banyak netizen yang menyangkan penggunaa bahasa asing pada baliho itu dan menganggap bahasa asing lebih populer di rumah sendiri.
“sentet…..nasionalisme mulai luntur…..kasihan para pejuang yg berkorban nyawa….klo hasilnya spt ini….,” komentar Sony Sriwijaya
“Anehnya indonesia…bahasa orang di banggain bahasa sendiri di hilangin hahah,” komentar Afifah Khoirunisa.
“Wadeehhh kekinian banget yg nulis spanduk itu ..,” komentar Bayu Hermawan.
Meski banyak yang menghujat penempatan spanduk dan bahasa yang digunakan tidak mewakili Indonesia, banyak pula netizen yang tetap berpikir positif dan memberikan pencerahan bagi netizen lainnya agar jangan berkomentar negatif dulu sebelum tahu yang sebenarnya.
“Susah klo segala sesuatu diambil dgn negatif, cari cela terus..Think Positive aja bapak2 dan ibu2 yg budiman,” komentar Yohanes Pinontoan
“Itu sambutan utk turis asing,kalau turis lokal tentu gak usah pake embel2 segala lagi,” komentar Rudyst
Adapula netizen yang mencoba menenangkan netizen lainnya agar jangan memberikan komentar mengandung unsur Suku, Ras dan Agama (Sara) sehingga dikhawatirkan bakal memecah bela keharmonisan dan Bhineka Tunggal Ika.
“Jangan mudah percaya..siapa tau editan itu..DI INDONESIA BANYAK YG ADU DOMBA SUPAYA NKRI BISA TERPECAH DUA,” komentar Peki Heriyanto.
Rupanya spanduk tersebut dipasang menyusul promosi sejumlah maskapai yang melakukan penerbangan langsung dari Tiongkok ke Manado dan semakin gencarnya pemerintah daerah Manado mempromosikan wisatanya.
Penulis: Hartati
Editor: Muhamad Edward”.
——
(5) http://bit.ly/2NgaEjf, bangsaonline.com: “Pekerja Cina Serbu Nganjuk, Mereka bakal Garap Proyek Tol Trans Jawa
Minggu, 31 Januari 2016 20:46 WIB
(foto)
Sejumlah WNA asal RRC diperiksa dokumen keimigrasian oleh petugas Polsekta Nganjuk. foto: soewandito/ BANGSAONLINE
NGANJUK, BANGSAONLINE.com – Belasan Warga Negara Asing (WNA) terutama dari China, mulai berdatangan ke sejumlah wilayah di Jawa Timur, termasuk di Kabupaten Nganjuk. Di wilayah tersebut, sejumlah pekerja asing rencananya akan menggarap proyek tol Trans Jawa yang menghubungkan Solo-Kertosono.
Mendapat informasi tersebut, petugas Polsekta Nganjuk menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah tempat yang diduga menjadi tempat mereka (pekerja asing) menginap. Sidak dilakukan guna melakukan pendataan kepada sejumlah WNA yang baru saja berdomisili di Jalan Dermojoyo dan jalan A Yani Kelurahan Payaman, Kecamatan kota Nganjuk.
Karena menurut informasi, dua rumah tersebut dihuni sekitar 15 warga asing asal Cina yang bekerja di proyek tol Trans Jawa. Untuk memastikan informasi, sejumlah petugas Polsekta Nganjuk mendatangi rumah kos tersebut. Saat didatangi, rumah tampak sedang ada aktivitas seperti kantor, yang dilakukan oleh orang-orang asing tersebut.
“Warga asing yang berdomisili di tempat tersebut kami cek dokumen keimigrasiannya” ujar Aiptu April Hal ini dilakukan guna mengetahui tujuan keberadaan warga asing yang tinggal di rumah tersebut.
”Ini hanya bagian dari antisipasi kami, supaya apabila ada hal-hal yang kurang baik dapat di deteksi sedini mungkin” ujar April.
Rencananya pada Senin 1 Februari 2016 nanti, 15 WNA asal Cina ini diminta untuk menyerahkan fotokopi paspor kedatangan mereka ke Indonesia. Guna mencocokkan apakah tujuan mereka benar untuk bekerja di proyek tol, atau ada keperluan lain yang belum diketahui.
Seperti diketahui pembangunan tol trans Jawa di Nganjuk memang terus dikebut oleh pemerintahan Joko Widodo. Terakhir Selasa siang, 28 Januari 2016, rombongan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI Basuki Hadi Muljono, melakukan kunjungan singkat dan mendadak, di proyek pembangunan Tol Soker (Solo-Kertosono), tepatnya di Desa Lestari, Kecamatan Patianrowo. Dengan menempuh perjalanan darat, iring-iringan rombongan langsung menuju kompleks proyek utama jalur tol super panjang yang rencananya akan menghubungkan Surabaya sampai Solo itu.
Dalam kunjungan ini, rombongan didampingi pejabat dan aparat Kabupaten Nganjuk mendengarkan paparan dari pelaksana proyek jalan tol, antara lain, proyek jalan tol nantinya akan dibuka serta dapat dilewati dari Solo hingga Ngawi, Jawa Timur pada saat Lebaran Idul Ftri 2016.
Kemudian, pada 2017 dan 2018 akan dapat diselesaikan secara keseluruhan sampai Kertosono-Mojokerto. Kunjungan berlangsung singkat sekitar 30 menit, setelah sebelumnya sang menteri melakukan pengecekan yang sama sejak dari Solo, Ngawi, lalu berlanjut ke Jombang dan Mojokerto. Dalam rilis Kementerian PUPR 28 Januari 2016, disebutkan bahwa megaproyek Tol Trans Jawa di sisi Saradan-Kertosono sepanjang 37, 39 kilometer dijadwalkan rampung pada Juli 2018 mendatang. (dit/rev)”
——
(6) http://bit.ly/2NPuHpS, postkotanews.com: “Kibarkan Bendera RRC, Warga Koja Ini Berurusan dengan Polisi
Rabu, 11 Januari 2017 — 22:35 WIB
(foto)
Bendera RRC diamankan anggota Polsek Koja
JAKARTA (Pos Kota) – Seorang warga diamankan lantaran mengibarkan bendera Republik Rakyat China (RRC) bersama bendera Merah Putih di halaman rumahnya Jalan Raya Pelabuhan, Koja, Jakarta Utara, Rabu (11/1). Warga tersebut diketahui bernama Edy Supriyadi, dan mengibarkan bendera RRC tersebut sebagai tanda kembalinya burung merpati miliknya.
Edy diamankan anggota Polsek Koja dari laporan warga bahwa ada bendera dikibarkan bersama bendera merah putih di atasnya. Sekitar pukul: 16.23 wib petugas lalu melakukan pengecekan dan ternyata benar. Petugas selanjutnya meminta pemilik rumah menurunkan bendera tersebut. Dan selanjutnya membawa Edy ke Mapolsek Koja.
Dari pemeriksaan, Edy mengaku sekitar satu bulan lalu ia menemukan potongan kain tersebut (bendera RRC) di rumah kosong milik almarhum Samsul di Jalan Raya Pelabuhan Koja. Terkait bendera tersebut Edy menuturkan tidak tahu bahwa bendera tersebut adalah bendera RRC, karena itu ia langsung memasangnya di bawah bendera merah putih di halaman rumahnya.
Dikataknnya, karena warna bendera itu merah, itu sebagai tanda kembalinya burung merpati miliknya. “Jadi warga tersebut pengibaran bendera itu murni karena tidak tahu, tapi tetap kami periksa dan dalami,” kata Kapolres Jakarta Utara, Kombes M Awal Chairuddin. (ilham)”
——
(7) http://bit.ly/2KWO2Yt, jpnn.com: “Salah Paham Akibat Papan Proyek Tulisan Mandarin
Selasa, 02 Januari 2018 – 18:59 WIB
(foto)
jpnn.com, JAKARTA – Tulisan akun Facebook Arief Cahyono mendadak viral. Dengan bahasa kasar, dia memprotes sebuah papan informasi proyek yang ditulis dengan huruf Mandarin.
Ada juga keterangan singkat berbahasa Inggris, tapi tidak ada yang berbahasa Indonesia. Tampaknya dia tersinggung tak ada bahasa Indonesia di papan itu.
Status yang diunggah pada 29 Desember itu dilengkapi sebuah foto lokasi proyek dan peralatan berat.
“Toll Road Development of Solo – Kertosono Project Phase.” Begitulah tulisan berbahasa Inggris di papan tersebut.
Unggahan Arif tersebut menyebar di media sosial dengan sangat cepat. Mereka yang selama ini menyuarakan sentimen “anti-China” seperti berlomba untuk membagikan ulang (share).
Hingga berita ini diturunkan, unggahan Srief sudah dibagikan ulang hingga 1.537 kali.
Kebanyakan mereka menjadi korban disinformasi dari papan proyek berbahasa Mandarin itu.
Selain menyebar di Facebook, foto papan proyek berbahasa Mandarin tersebut banyak dibagikan di grup-grup WhatsApp.
Sesaat setelah menerima informasi tersebut, Jawa Pos langsung melakukan penelusuran lewat Radar Nganjuk (Jawa Pos Group).
Jurnalis Radar Nganjuk langsung menuju lokasi proyek. Letaknya di Desa Kemaduh, Kecamatan Baron, Nganjuk.
Ternyata papan proyek berbahasa Mandarin itu hanya sementara dipasang dan kini sudah tidak ada.
“Itu bukan papan resmi proyek. Hanya sementara, dipasang untuk kepentingan internal kontraktor Tiongkok. Ketika itu mereka kedatangan tamu kolega pimpinan mereka,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Solo-Kertosono Indra Rismawansyah.
Menurut Indra, papan itu sengaja dipasang karena sebagian besar tamu tak bisa bahasa Inggris.
Apalagi bahasa Indonesia. “Setelah acara selesai, papan itu langsung dicopot,” ujar Indra.
Kepada jurnalis Radar Nganjuk, Indra menunjukkan foto-foto terbaru di sekitar lokasi yang kini sidah dipasang papan proyek berbahasa Indonesia.
Jawa Pos ingin memastikan apa arti kalimat di papan proyek berbahasa Mandarin yang sempat viral itu.
Konfirmasi dilakukan pada Andre So, koordinator dari Indonesia-Tiongkok Culture Center (ITCC).
Menurut Andre, yang tertulis di papan proyek berbahasa Mandarin itu hanyalah informasi formal.
“Kalau di-translate sama persis seperti papan proyek yang berbahasa Indonesia,” katanya.
Jawa Pos memang mengirimkan dua foto kepada Andre. Satu papan proyek berbahasa Mandarin, satu lagi bahasa Indonesia.
“Hanya tulisan nama mandor, tanggung jawab, jarak panjang jalan, dan lainnya,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, proyek tol Solo-Kertosono memang digarap bersama (join operations).
Pengerjaan proyek itu dilakukan Wika, Pembangunan Perumahan (PP), dan China Road Bridge Corporation (CRBC).
Proyek jalan tol sepanjang 177,12 km itu ditargetkan bisa beroperasi pada 2018. (gun/c10/fat/jpnn)”
——
(8) http://bit.ly/2unbp32, detik.com: “Kamis 15 Desember 2016, 09:02 WIB
Kisah Ormas FBI, Ramai Dibahas Netizen Hingga Akhirnya Didatangi Polisi
Arief Ikhsanudin – detikNews
(foto)
Rudi Tanoto/Foto Arief Ikhsanudin
Jakarta – Dalam dua hari terakhir, ormas Forum Bhayangkara Indonesia (FBI) ramai diperbincangkan di dunia maya gara-gara pengangkatan warga asing sebagai penghubung. Gara-gara ramai itu, ormas ini sampai didatangi polisi.
Pembahasan mengenai ormas ini dimulai dari adanya foto-foto yang menyebar di Facebook terkait pengangkatan seorang warga China sebagai liaison officer. Informasi dan foto ini juga kemudian muncul di salah satu situs yang mengulas mengenai FBI.
Dalam foto yang menyebar itu disebutkan, ormas FBI telah mengangkat warga China bernama Chen Shu, menjadi liaison oficer (LO). Yang bikin heboh adalah, disebutkan pula dalam tulisan itu, tugas Chen memiliki kewenangan dalam sosialisasi dan menghubungkan kerja sama antara ormas Ke DPD/DPC FBI seluruh Indonesia.
Surat pengangkatan tersebut tertanggal 5 Mei 2016. Tertuang pula tandatangan Ketua Umum R Renny Mursantio dan Sekretaris Jenderal Joko Winarto dalam surat itu.
detikcom mendatangi alamat sekretariat yang tertera dalam surat itu yakni di Jl Mangga Besar 4 -I, Blok 2 nomor 14 pada Rabu (14/12/216) kemarin. Namun tidak ada palang FBI, melainkan hanya stiker kecil di pintu masuk ke sebuah ruko.
Ternyata sekretariat FBI sudah pindah ke Karawaci. Rumah di alamat tersebut digunakan kembali oleh Rudiono Tanoto, Ketua Dewan Penasihat FBI.
“Sekretariatnya memang sudah pindah, di Karawaci, Tangerang, di rumah ketua umum Renny Mursantio. Namun, beliau sudah meninggal pada bulan september 2016,” kata Rudiono Tanoto, kepada detikcom di alamat tersebut.
(foto)
Foto: Suasana di bekas markas ormas FBI
Rumah bekas sekretariat ormas FBI
Rudiono menjelaskan terkait adanya pengangkatan WN China yang ramai diperbincangkan itu. Menurut Rudi, panggilan akrab Rudiono, memang ada rencana penunjukan LO untuk menggaet investor China ke Indonesia.
“Kita tempatkan LO di China untuk mencari investor. Kita sendiri enggak tahu jalan (di China). Jadi pelajari itu, kita gelap terhadap China,” ujar Rudi.
Rudi enggan berkomentar banyak terkait surat pengangkatan Chen Su sebagai penghubung tersebut. Namun, dia mengetahui surat tersebut sudah beredar luas.
“Saya tahu juga dari grup WA. Saya no comment untuk masalah itu,” kata Rudi.
Namun, sebagai Ketua Dewan Penasihat sekaligus Ketua Dewan Pengawas, Rudi mengatakan tindakan ormas FBI memberikan SK liason officer kepada Chen Su adalah kesalahan. Menurut Rudi, seharusnya Chen Su tidak diberi wewenang sebesar itu.
Rudi menjelaskan, posisi ormas FBI sebagai penghubung investor China dengan Indonesia. Menurut Rudi, FBI tidak menjalankan bisnis, melainkan hanya mencari partner investor China itu.
“Dia ditunjuk untuk menghandle investor masuk biasa saja. Kalau sampai sosialisasi, keluar dari koridor. Tapi, saya enggak tahu latar belakangnya,” kata Rudi.
Menurut Rudi, Cheng Shu udah bukan bagian dari FBI. Dia dipecat pada bulan Maret tak lama setelah menerima surat pengangkatan sebagai LO.
“Karena enggak ada prestasinya. Wanprestasi,” ucap Rudi.
Rudi mengatakan FBI adalah ormas yang mencoba untuk membangun ekonomi. Dia ingin memfasilitasi anggota ormas atau sebuah perusahaan dengan investor dari China.
“Ada satu wadah bisnis yang fasilitasi (modal investor). Anggota FBI menjadi prioritas. Misalkan, anggota FBI di Bogor mau bikin rumah sakit. Kita carikan investor bidang rumah sakit di China,” ujarnya.
“Kita ingin memperkuat ekonomi, FBI ingin kuatkan ekonomi. Kesejahteraan kan dari ekonomi,” sambungnya.
Namun, dia menjelaskan ormas tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan tuduhan-tuduhan konspiratif mengenai banyaknya pekerja China ke Indonesia. Pilihan terhadap China diambil karena logika ekonomi.
“Eranya kan ke Asia, bukan ke Eropa. Sekarang kan China (ekonomi terkuat). Suka enggak suka, senang enggak senang,” jelasnya.
Rudi yang mengaku sudah berbisnis sejak tahun 80-an ini mengatakan mayoritas anggota FBI berasa dari berbagai suku. Rudi menyebut ormas ini terbuka untuk siapapun.
“Pendiri cuma gua yang keturunan. Anggota FBI itu China-nya cuma satu atau dua,” ujarnya.
Rudi mengatakan dia sudah hilang kontak dengan pengurus FBI dari bulan Juni. Setelah Renny meninggal, belum ada pengganti ketua umum.
“Mungkin nanti setelah 100 hari meninggal,” kata Rudi.
Didatangi Polisi
Rudi menjelaskan kejadian lain selain heboh pengangkatan Chen Shu. Alamat sekretariat yang jadi kantor dan kediamannya didatangi oleh aparat keamanan.
Aparat mendatangi rumahnya untuk minta kejelasan terkait nama Bhayangkari. Mereka keberatan nama Bhayangkara dicatut sebagai identitas ormas.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia V tahun 2016 terbitan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, istilah ‘bayangkara’ bermakna ‘pasukan pengawal’. Selama ini, istilah bhayangkara atau bhayangkari identik dengan Polri.
“Sudah dua hari rumah saya ramai didatangi dari mana saja. Kemarin dari AU (TNI Angkatan Udara) juga datang,” ujar Rudi.
Rudi mengatakan, pengambilan nama Bhayangkara karena mereka membawa semangat Catur Prasetya dari kepolisian. Renny adalah budayawan yang menciptakan Catur Prasetya.
“Kita punya pendirian yang sama. Menghayati filosofi Gajah Mada menata Indonesia ke depan,” kata Rudi.
Namun, dia mengakui seharusnya ada komunikasi dengan pihak kepolisian. “Besok sepertinya harus ubah nama. Saya juga mau mengundurkan diri. Sudah capai (lelah),” kata pria yang sudah berusia 62 tahun itu.
Rudi mengatakan, FBI sudah mendapat surat pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM. Surat pengesahan itu tertanggal 15 Oktober 2015.
(dnu/fjp)”
——
(9) http://bit.ly/2Lllrb9, harianamanah.id: “Papan Nama Jalanan China di Morowali Kabarnya Sudah Dicabut
Rabu, 21 Desember 2016
(foto)
Kawasan pertambangan di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, yang sengaja dipasangi papan nama jalan khas negara China.
Harianamanah.id, Palu – Nama-nama jalanan yang khas dengan negara China di kawasan pertambangan Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, kabarnya telah dicabut pihak aparat.
Amar, salah seorang pekerja media kepada harianamanah.id, mengaku telah memperoleh langsung laporan dari pihak kepolisian setempat.
Pada tanggal 27 Nopember 2016 sekitar Pukul 13.00 Wita, di Area Kawasan Industri (PT.IMIP) Desa Fatifia Kec. Bahodopi Kab. Morowali Prov. Sulteng, telah dilakukan Pencabutan papan nama Jalan yang bertuliskan ” Jl. Shanghai dan Jl. Beijing (dalam bahasa cina), yang dilakukan oleh 6 (enam) Anggota Security PT. MSS bersama 1 Anggota Safety PT. MSS serta 2 orang Karyawan GA.
Papan Nama Jalan yang bertuliskan “Jl. Shanghai dan Jl. Beijing” tersebut terpasang sudah selama ± 1 Minggu di lokasi Area Kawasan Industri (PT.IMIP).
Untuk papan nama jalan pengganti saat ini sementara di buat.
Demikian.
Papan nama jalan di kawasan pertambangan itu sempat menjadi perbincangan ramai di jagat maya, beriringan dengan maraknya kabar mengenai eksodus warga China yang masuk ke Indonesia.
Abu Faiz”.
——
(10) http://bit.ly/2KV5Eno, beritatrans.com: “Selain Kibarkan Bendera RRC Di Maluku Utara, Pekerja China Juga Pasang Plang Nama Jalan Beijing & Shanghai Di Sulawesi Tengah
Energi Hankam Minggu, 27 November 2016
(foto)
TERNATE (BeritaTrans.com) – Selain mengibarkan bendera China RRC di Smelther PT Wanatiara Persada, Pulau Obi, Provinsi Maluku Utara, pekerja asal Negeri Tirai Bambu itu juga memasng nama jalan dengan nama kota-kota di RRC.
Informasi yang didapat BeritaTrans.com dan tabloid mingguan BeritaTrans, Minggu (27/11/2016), memperlihatkan foto-foto plang jalan dengan nama kota-kota di RRC Jalan Shanghai & jalan Beijing diduga di lokasi projek smelter PT IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah.
Plang nama Jalan Shanghai dan Jalan Beijing tertera jelas. Di bawah nama dengan huruf Indonesia, ditulis huruf China.
Plang berwarna biru dan tulisan putih itu dipasang dengan tiang di mulut jalan. Di belakannya tampak gedung proyek
(foto)
BENDERA RRC
Sebelumnya diberirakan bahwa anggota Intel Pangkalan TNI AL Ternate, Sertu Agung Priyanoro menurunkan bendera China yang berkibar di Smelther PT Wanatiara Persada, Pulau Obi, Provinsi Maluku Utara. Demikian sindonews memberitakan, Sabtu (26/11/2016).
Penurunan bendera China pada Jumat 25 November ini berlangsung di sela-sela peresmian Smelther PT Wanatiara Persada di Pulau Obi.
(foto)
Sebelumnya Gubernur Maluku Utara dan perwakilan Forkompimda Maluku Utara dengan menggunakan KM Sumber Raya 04 akan merapat menuju Pulau Obi untuk meresmikan Smelther PT Wanatiara Persada.
Di saat KM Sumber Raya 04 merapat ada informasi tentang pengibaran China yang posisinya sejajar dengan Bendera Merah Putih namun ukurannya lebih besar.
Sebelum KM Sumber Raya 04 merapat sudah terjadi insiden dan ketegangan saat sejumlah wartawan yang tiba dahulu di Pulau Obi hendak menurunkan bendera China. Namun hal itu dicegah karyawan lapangan (warga China) PT Wanatiara Persada dan Kapolres Halsel dengan maksud agar diturunkan sendiri oleh orang China supaya tidak terjadi permasalahan.
Lalu Pasintel Lanal Ternate, Mayor Laut (P) Harwoko Aji berinisiatif memerintahkan Sertu Agung Priyantoro untuk meluncur terlebih dahulu menuju ke lokasi acara.
Sampai di lokasi bendera China yang terpasang sedang proses diturunkan oleh Security PT Wanatiara Persada.
Namun bendera China di dermaga masih belum diturunkan lalu Pasintel Lanal Ternate memerintahkan Sertu Agung Priyantoro untuk menuju ke dermaga dan menurunkan bendera China tersebut.
Pengibaran bendera China tersebut dinilai menyalahi aturan karena pertama, melanggar Undang-undang No 41 tahun 1958 tentang Lambang Negara. Kedua, bendera China tersebut dikibarkan sejajar dengan bendera kebangsaan Indonesia. Ketiga, ukuran bendera China tersebut lebih besar dibandingkan dengan Bendera Merah Putih selain itu dikibarkan di tempat umum.
Namun dalam insiden tersebut PT Wanatiara Persada akan bertanggung jawab dan meminta maaf atas kejadian pengibaran bendera China tersebut. (via).”
======
Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/689334254732446/