Kenapa Ada yg Berterimakasih ke Presiden. Utk Dongkrak 2019?”.
======
PENJELASAN
(1) kbbi.web.id: “premis/pre·mis/ /prémis/ n 1 apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan kemudian; dasar pemikiran; alasan; 2 asumsi; 3 kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika;”, selengkapnya di (2) bagian REFERENSI.
——
(2) http://bit.ly/2rhTadC, firsdraftnews.org: “Konten yang Menyesatkan
Penggunaan informasi yang sesat untuk membingkai sebuah isu atau individu”.
——
(3) @gsdewabroto: “Kemenpora membantu PASI Rp 10.936.000.000 (sesuai ketentuan baru 70% yg dicairkan) tahun ini termasuk untuk try out ke Finlandia.”, selengkapnya di (3) bagian REFERENSI.
——
(4) kompas.com: “Di bawah bimbingan Rosida, Lalu mampu meraih medali emas pada nomor 100 meter dalam Kejuaraan Daerah Atletik Pelajar tahun 2015 yang berlangsung di Gelanggang Olahraga Turida, Mataram. Penampilannya itu menarik perhatian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB sehingga Lalu dimasukkan ke Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di Mataram.
Setahun berlatih di PPLP Mataram, Lalu meraih 3 emas, 2 perak, dan 1 perunggu untuk nomor 100 m, 200 m, dan estafet 4 x 100 m dalam Kejurda atletik Remaja Tingkat Provinsi NTB di Mataram dan Kejuaraan Nasional Atletik Antar-PPLP 2017. Pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2017 di Semarang, ia meraih emas di nomor 100 m dan 200 m.
Dari capaian itu, Lalu lantas ditarik untuk masuk ke pemusatan latihan nasional (pelatnas) PB PASI, hingga selanjutnya masuk pelatnas Asian Games 2018. Di pelatnas, ia banyak menimba ilmu dari pelatih Eny Sumartoyo dan Erwin Maspaitela. Kehadiran pelatih terbaik dunia IAAF 2016 asal Amerika Serikat, Harry Mara, yang sengaja didatangkan PB PASI sangat membantu Lalu dalam memperbaiki detail tekniknya.”, selengkapnya di (4) bagian REFERENSI.
——
(5) detik.com: “Tugas Lalu M Zohri di Pelatnas Berlatih, Uang Saku Urusan Pemerintah”, selengkapnya di (5) bagian REFERENSI.
——
(6) kemenpora.go.id: “Lantik Gatot S Dewa Broto Jadi Sesmenpora, Menpora: Selamat Bertugas dan Bekerja untuk Negara, selengkapnya di (6) bagian REFERENSI.
======
REFERENSI
(1) http://bit.ly/2uvGG2M, post klarifikasi oleh akun “Widhi Wedhaswara” (facebook.com/wedhaswara).
——
(2) http://bit.ly/2Jp7F5v, kbbi.web.id: “premis/pre·mis/ /prémis/ n 1 apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan kemudian; dasar pemikiran; alasan; 2 asumsi; 3 kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika;
— mayor premis yang berisi term yang menjadi predikat kesimpulan;
— minor premis yang berisi term yang akan menjadi subjek sebuah kesimpulan;
— silogisme dua premis (mayor dan minor) yang mewujudkan anteseden”.
——
(3) http://bit.ly/2zDskn5, @gsdewabroto: “Pak Ustadz @ustadztengkuzul, jangan tebarkan fitnah soal Zohri. Kemenpora membantu PASI Rp 10.936.000.000 (sesuai ketentuan baru 70% yg dicairkan) tahun ini termasuk untuk try out ke Finlandia.Ini ada tanda buktinya. Kemlu pun juga fasilitasi selama di sana. Pak Bob bantu wajar.”
–
http://bit.ly/2Ld7MWV, @gsdewabroto: “Semoga Pak Ustadz @ustadtengkuzul bisa terbuka wawasannya ttg kontribusi Kemenpora di luar yg disumbangkan Pak Bob. Sudah cair di Peb 2018. Lebih baik bicara data valid dari pada isu. Zohri kebanggaan kita ini juga saat ini siswa PPLP NTB binaan Kemenpora dan Dispora NTB. Wass.”
——
(4) http://bit.ly/2L0zTt6, pressreader.com: “Teruslah Berlari Lalu
Keberhasilan Lalu Muhammad Zohri (18) meraih medali emas di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 IAAF 2018 di Finlandia menyedot perhatian seantero negeri ini, tak terkecuali Presiden.
Kompas 14 Jul 2018
KOMPAS/KHAERUL ANWAR
(foto)
Baiq Fazilah menunjukkan sejumlah medali yang diraih adiknya, Lalu Muhammad Zohri, dalam berbagai lomba di dalam dan luar negeri, Jumat (13/7/2018).
Hampir semua terperangah, pemuda yang menorehkan sejarah dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional itu berangkat dari keluarga dengan latar belakang ekonomi yang kekurangan.
Lalu yang yatim piatu hidup bersama kakaknya, Baiq Fazilah, di Desa Pemenang Barat, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Ibundanya, Saeriah, meninggal 2 Februari 2015 lalu, sedangkan ayahnya, Lalu Ahmad Yani, meninggal 2 Februari 2017.
Mereka mendiami gubuk sederhana seluas 6 meter x 8 meter peninggalan orangtuanya. Gubuk itu berdinding gedek dan papan yang sebagian lapuk, beratapkan genteng dan asbes yang sudah bolong di sana-sini. Untuk mencapai gubuk di tengah kampung itu harus melalui gang-gang yang sempit.
Sejak kecil, Lalu harus hidup prihatin. Dengan penghasilan orangtuanya yang tidak seberapa sebagai nelayan dan buruh tani, bungsu dari empat bersaudara sering harus menahan lapar karena ketiadaan makanan.
Di tengah segala keterbatasan ekonomi keluarganya, Lalu kecil telah menunjukkan bakatnya sebagai pelari. Sejak duduk di bangku SD Negeri 2 Pemenang, hampir tiap hari ia berangkat dan pulang sekolah dengan berlari. Jarak sekolah itu sekitar 2 kilometer dari rumahnya.
Bakatnya kian terasah oleh Rosida, guru Olahraga di SMPN 1 Pemenang. ”Ibu Rosida yang membimbing dan terus mengingatkan agar saya sebaiknya berlatih atletik saja,” kata Lalu.
Rosida pun terus meluangkan waktunya melatih Lalu teknik start, posisi tubuh menjelang garis finis, dan pemanasan. Kepada Lalu, Rosida menekankan agar anak didiknya itu semangat berlatih dan disiplin.
Pesan itu dipatuhi oleh Lalu. Sebelum berangkat sekolah, Lalu bangun shalat Subuh, kemudian latihan lari mulai pukul 05.00-07.00 di seputar Pantai Bangsal, Desa Pemenang, yang berjarak sekitar 1 km dari rumahnya. Seusai jam belajar di sekolah, Lalu berlatih mulai pukul 16.00-18.00.
Di bawah bimbingan Rosida, Lalu mampu meraih medali emas pada nomor 100 meter dalam Kejuaraan Daerah Atletik Pelajar tahun 2015 yang berlangsung di Gelanggang Olahraga Turida, Mataram. Penampilannya itu menarik perhatian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB sehingga Lalu dimasukkan ke Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di Mataram.
Setahun berlatih di PPLP Mataram, Lalu meraih 3 emas, 2 perak, dan 1 perunggu untuk nomor 100 m, 200 m, dan estafet 4 x 100 m dalam Kejurda atletik Remaja Tingkat Provinsi NTB di Mataram dan Kejuaraan Nasional Atletik Antar-PPLP 2017. Pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2017 di Semarang, ia meraih emas di nomor 100 m dan 200 m.
Dari capaian itu, Lalu lantas ditarik untuk masuk ke pemusatan latihan nasional (pelatnas) PB PASI, hingga selanjutnya masuk pelatnas Asian Games 2018. Di pelatnas, ia banyak menimba ilmu dari pelatih Eny Sumartoyo dan Erwin Maspaitela. Kehadiran pelatih terbaik dunia IAAF 2016 asal Amerika Serikat, Harry Mara, yang sengaja didatangkan PB PASI sangat membantu Lalu dalam memperbaiki detail tekniknya.
Latihan yang dijalaninya di pelatnas mulai membuahkan hasil. Sebelum mencatat waktu 10,18 detik saat meraih emas pada nomor 100 m di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 IAAF 2018 di Finlandia, Lalu terlebih dulu meraih emas di nomor 100 m pada Kejuaraan Atletik Yunior Asia Pasifik di Jepang tahun 2018 dengan waktu 10,27 detik.
Panen penghargaan
Pencapaian Lalu pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20 IAAF 2018 menuai apresiasi dari berbagai kalangan. Mulai dari rakyat kebanyakan, hingga bupati, gubernur, menteri, dan Presiden menyatakan kebanggaan dan memberikan penghargaan.
”Saya bangga, kita bangga, seluruh masyarakat bangga atas prestasi yang dicapai oleh (Lalu) M Zohri,” kata Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Palembang, Jumat (13/7).
Sebagai ungkapan apresiasinya, Presiden memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk datang ke Lombok dan membangun rumah Lalu. Sebelumnya, sejumlah pejabat juga menjanjikan akan memberikan rumah.
Selain akan merenovasi rumah Lalu, Presiden juga akan mengundangnya ke Istana. ”Ini sebagai ungkapan rasa bangga masyarakat Indonesia,” ujar Presiden.
Menurut Presiden, pencapaian Lalu dapat menjadi modal semangat atlet yang akan berlaga di Asian Games. ”Ini juga menjadi modal untuk tambahan emas di nomor 100 meter,” kata Presiden Jokowi.
Di tengah panen penghargaan itu, Lalu berkomitmen untuk tetap rendah hati dan berkarya mengharumkan nama bangsa. ”Saya masih akan tetap menjadi saya yang dulu. Tidak akan ada yang mengubah selain berlatih keras dan doa yang selalu saya panjatkan untuk kedua orangtua saya,” kata Lalu saat dihubungi pada Jumat malam.
Lalu memang tidak boleh terlena dengan beragam pujian dan penghargaan yang datang saat ini. Di usianya yang baru 18 tahun, jalan yang akan dilaluinya masih panjang. Ia harus terus berlari dan berlari demi obsesinya menjadi yang tercepat sejagat.”
——
(5) http://bit.ly/2JlB2pz, detik.com: “Jumat 13 Juli 2018, 12:55 WIB
Tugas Lalu M Zohri di Pelatnas Berlatih, Uang Saku Urusan Pemerintah
Mercy Raya – detikSport
(foto)
Foto: Dok
Jakarta – Sebelum menjadi juara dunia lari 100 meter U-20, Lalu Muhammad Zohri sudah menjadi bagian pelatnas atletik. Tugasnya hanya berlatih, sedangkan uang saku menjadi tanggung jawab pemerintah.
Lalu menjadi juara dunia usai menjadi yang tercepat di lintasan lari Stadion Tampere, Finlandia, Rabu (11/7/2018). Dia mencatatkan waktu tercepat 10,18 detik dan memecahkan rekor nasional junior atas namanya sendiri di test event Asian Games, Februari 2018, dengan catatan waktu 10,25 detik.
Persiapan menuju ajang tersebut dijalani Lalu di pelatnas atletik. Dia didampingi pelatihnya, Eni Nuraeni.
Selama berada di pelatnas, Lalu tak perlu pusing memikirkan akomodasi, makan harian, dan uang saku. Sejak namanya terdaftar sebagai atlet pelatnas elite nasional mulai Januari 2018, Lalu mendapatkan akomodasi dan makanan dari pemerintah. Juga uang saku sebesar Rp 8 juta per bulan.
Keberhasilan di Finlandia bisa membuka jalan bagi lalu untuk naik pangkat. Lalu berpotensi untuk masuk jajaran atlet elite internasional.
Penilaian ini menjadi wewenang PB PASI. Jika lolos sebagai atlet elite, seperti yang lainnya, Lalu akan mendapatkan uang saku Rp 15 juta per bulan. Sementara, akomodasi dan bantuan lainnya sama rata dengan atlet atletik lainnya.
“Ya nanti. Kemarin mungkin masuk dalam kategori atlet nasional ya, tapi setelah menunjukkan prestasi yang maksimal, dengan menjadi juara dunia berarti statusnya bisa berubah. Levelnya menjadi atlet elit internasional,” kata Deputi IV bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Mulyana, kepada detikSport, Jumat (13/7/2018).
Hanya, kata Mulyana, untuk mengubah status atlet harus ada perubahan nota kesepahaman. Sebab, pelaksaan Asian Games akan dimulai satu bulan lagi sehingga penyesuaian uang saku yang diberikan kemungkinan setelah multievent terbesar di Asia tersebut digulirkan.
“Soalnya Surat Keputusan atlet Asian Games Lalu masuk level nasional. Usulan kenaikan uang saku itu pun harus dengan permintaan dari Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI). Dari usulan tersebut Kemenpora akan mengubah SK si atlet,” Mulyana menjelaskan.
“Meski kami tahu bahwa si atlet sudah levelnya elit internasional. Tapi kan usulan harus datang dari PASI bahwa yang bersangkutan sekarang bukan lagi atlet nasional tapi atlet elite internasional. Tentu segala pemberiannya berubah menyesuaikan hasil yang dicapai atlet.” dia menambahkan.
Tak hanya itu, perubahan nominal uang juga baru bisa dinikmati Lalu saat persiapan SEA Games 2019 Filipina. Dengan catatan, Lalu masuk dalam skuat yang ditetapkan pemerintah dan cabor.
“Setelah Asian Games tentu kan ada evaluasi. Evaluasi pertama terkait hasil, kedua terkait dengan cabor karena antara SEA Games dan Asian Games berbeda jumlah cabornya, lalu cabor yang tidak memenuhi target begitu dengan yang tidak ditargetkan tapi memberi kejutan maka akan dievaluasi dalam penyaluran anggaran dari pemerintah kepada cabor, dan terakhir jumlah atletnya. Sebab jumlahnya pasti akan berbeda,” ujar Mulyana.
(mcy/fem)”
——
(6) http://bit.ly/2Jo9IqL, kemenpora.go.id: “Lantik Gatot S Dewa Broto Jadi Sesmenpora, Menpora: Selamat Bertugas dan Bekerja untuk Negara
Jumat, 24 Februari 2017 10:00:00
(foto)
Menpora Imam Nahrawi secara resmi melantik dan mengambil sumpah jabatan terhadap Gatot Sulistiantoro Dewa Broto yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga secara resmi diangkat menjadi Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) di Auditorium Wisma Menpora Senayan, Jakarta, Jumat (24/2) pagi.(foto:bagus/kemenpora)
Jakarta: Menpora Imam Nahrawi secara resmi melantik dan mengambil sumpah jabatan terhadap Gatot Sulistiantoro Dewa Broto yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga secara resmi diangkat menjadi Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) di Auditorium Wisma Menpora Senayan, Jakarta, Jumat (24/2) pagi.
Gatot dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32/TPA Tahun 2017 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kemeterian Pemuda dan Olahraga. Menpora menilai perubahan jabatan di Kemenpora merupakan rotasi biasa yang rutin untuk melihat dan mengevaluasi kinerja dan kerja yang dibutuhkan para pejabat dan kementerian.
“Ke depan tantangan kementerian cukup besar dan kita harus bisa berusaha untuk konsolidasi nasional untuk percepatan dan program prioritas pemerintah yakni Asian Games, Asian Paragames dan beberapa even kepemudaan dan keolahragaan lainnya,” urai Menpora.
Ia menilai Kemenpora membutuhkan orang yang mampu melakukan komunikasi dan konsolidasi internal yang masif, terarah, terukur dan mampu secara sempurna menerapkan aturan tata kelola maupun percepatan organisasi di Kementerian. “Pak Gatot yang sebelumnya fokus di olahraga prestasi maka tugasnya akan semakin berat, harus mengakomodasi, mengkonsolidasi prestasi olahraga, pemuda dan olahraga, pemberdayaan pemuda, pengembangan pemuda dan sekretariat agar menjadi nyaman untuk olahragawan dan kita semua,” ujarnya.
“Terima kasih Pak Gatot dan terima kasih kepada Bu Yuni Poerwanti yang sudah menjadi Plt (Pelaksana Tugas) Sesmenpora yang telah berusaha mengejar ketertinggalan dan memperbaiki beberapa hal di Kemenpora,” lanjutnya.
Terkait kursi kosong dari jabatan di beberapa kedeputian, Menpora mengaku dalam waktu cepat segera menunjuk Plt serta rekrutmen atau open bidding pada semua pihak baik olahragawan, praktisi, akademisi, birokrasi birokrat yang ingin bersama melaksanakan tugas berat di Kemenpora.
“Dalam minggu ini kami akan segera tunjuk dan open bidding untuk jabatan tiga deputi dan staf ahli yang terpenting mengerti, memahami dan meresapi tugas-tugasnya, khususnya di Deputi Peningkatan Prestasi adalah tugas berat karena dalam waktu dekat akan ada Asian Games serta konsolidasi semua organ-organ non pemerintahan di dalamnya maka harus fleksibel, gembira dan falimiar dengan wartawan,” tukasnya.
Sementara Sesmenpora yang baru saja di lantik Gatot S. Dewa Broto menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan Menpora yang telah memberikan kepercayaan dirinya sebagai Sesmenpora. “Kami ucapkan terimakasih kepada Pak Presiden, Pak Menpora dan rekan media atas jabatan ini, saya tetap akan menjadi juru bicara Kemenpora untuk tetap berinteraksi kepada rekan media,” ujar Gatot.
Pada jabatan barunya Gatot berupaya untuk percepatan perbaikan di Kemenpora salah satunya predikat negatif disclaimer Kemenpora dari BPK akan segera dihilangkan. “Kami bersama jajaran akan berusaha menghilangkan predikat negatif disclaimer di Kemenpora meski sulit insyaallah pasti bisa,” yakinnya.
“Ke depan kami ingin melakukan integrasi yang lebih baik di Kemenpora agar menjadi leading sector pemuda dan olahraga lebih kentara dan signifikan,” tambahnya.
Jabatan Vice President II pada Asian Games 2018 tetap disandang pria kelahiran Yogyakarta itu, Ia mengaku untuk harus bisa berbagi waktu untuk AG dan olahraga lainnya. “Nantinya setiap deputi akan saya beri kewenangan berinteraksi dengan media tetapi apabila ragu akan saya ambil alih,” ucapnya. (ben)”
======
Sumber: https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/689957464670125/