Sampai saat ini masih banyak informasi hoax yang beredar mengenai penularan HIV-AIDS. Hal ini berimbas pada sikap masyarakat terhadap orang dengan HIV-AIDS (ODHA). Ya, stigma terhadap ODHA pun menjadi negatif. Nyatanya, penularan HIV-AIDS tidak semudah dari memakai pakaian yang sama atau berbagi makanan dengan ODHA, seperti yang ramai beredar dalam pesan berantai.

HIV alias Human Imunodeficiency Virus dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi seperti darah, air susu ibu, air mani, dan cairan vagina. Tak perlu khawatir berdekatan dengan ODHA, Anda tidak akan tertular HIV lewat hubungan sehari-hari seperti berciuman, berpelukan, berbagi barang pribadi, berbagi makanan, dan berbagi minuman.

Menurut dr Teguh Karyadi, SpPD, KAI, dari RS Cipto Mangunkusumo, perlu kedekatan yang luar biasa antara seorang pengidap dengan orang lain agar bisa terinfeksi karena hanya paparan cairan tubuh seperti darah dan cairan kelamin saja yang bisa menularkan virus.

“Penularan HIV itu tidak mudah. Harus betul-betul yang terpercik cairan tubuh atau karena sesuatu invasif karena perilaku kita sendiri,” papar dr Teguh kepada detikHealth beberapa waktu lalu.

Selain itu HIV juga termasuk virus yang rentan, bila memang virus keluar dari lewat cairan tubuh, ia tak bisa bertahan lama dan dalam waktu dekat akan segera mati.

Beberpa hoax terkait penularan HIV/AIDS:

1. Terompet tahun baru

Pergantian tahun identik dengan pesta kembang api dan tiup-tiup terompet. Beberapa waktu lalu pun ramai beredar pesan berantai yang menyebutkan bahwa virus HIV bisa menyebar lewat terompet. Hal ini ditepis oleh praktisi kesehatan dari Klinik Cempaka Putih, dr Ayu Yuni Andini.

Menurutnya, HIV tidak menular melalui air liur. Penularan virus ini memang terjadi melalui kontak cairan tubuh, tetapi bukan melalui mulut. Darah dan sperma paling sering menularkan virus tersebut.

2. Baju bekas

Pada sekitar tahun 2015, Menteri Perdagangan saat itu, Rachmat Gobel, sempat mendapat kecaman dari aktivis Indonesia AIDS Coalition (IAC). Gobel menyebut pakaian bekas impor berbahaya karena bisa menularkan HIV (Human Imunodeficiency Virus).

Dalam rilisnya, IAC menyebut pernyataan Gobel tersebut menyesatkan dan ‘berbau hoax’ karena HIV hanya menular melalui kontak cairan tubuh. Salah paham tentang cara penularan virus mematikan tersebut, dikhawatirkan akan menciptakan stigma negatif terhadap upaya penanggulangan HIV.

3. Makanan kalengan

Pernah beredar kabar bahwa ada virus HIV-AIDS di dalam kemasan makanan kalengan impor. Pesan yang dikirim melalui broadcast message blackberry messenger tersebut mengatakan bahwa para pekerja positif HIV-AIDS tempat makanan tersebut dibuat memasukkan darah mereka ke dalam kemasan makanan tersebut.

Lalu apakah benar seperti itu? Menanggapi hal tersebut, dr Roy Sparringa yang kala itu menjabat sebagai Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan bahwa berita tersebut hoax dan menyesatkan. “Itu berita hoax. Sudah lama beredar, tidak benar dan menyesatkan. Tolong hal ini diluruskan kepada masyarakat,” tutur dr Roy ketika dihubungi detikHealth.

dr Roy mengatakan bahwa BPOM tidak pernah menemukan hal-hal seperti yang disebutkan dalam pesan berantai tersebut, termasuk kandungan darah dan virus HIV. Selain itu menurut dr Roy, virus HIV tidak akan mampu bertahan hidup jika sudah keluar dari host atau tubuh manusia.

4. Pembalut

Salah satu benda yang disebut-sebut bisa menjadi media penularan HIV-AIDS dan sempat ramai dibicarakan adalah pembalut. Masyarakat kala itu diminta berhati-hati karena ada produk pembalut yang sudah ‘disisipi’ oleh virus HIV.

Lagi-lagi sangat tidak masuk akal virus HIV bisa menular melalui produk pembalut yang dijual di pasaran. Lagipula jika pembalut yang dibelinya kotor, terdapat bercak darah seperti pembalut yang sudah pernah dipakai, tentu tidak ada orang yang mau menggunakannya.

“Isu-isu seperti makanan atau pembalut yang terkontaminasi HIV seperti itu tidak masuk akal sama sekali,” ungkap Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi SpPD-KAI, FACP beberapa waktu lalu.

5. Bangku bioskop

Selain di toilet umum, jarum suntik yang disebut-sebut berisi virus HIV juga pernah dipasang di bangku bioskop. Jika ada orang yang duduk di bangku tersebut, maka ia otomatis akan tertular oleh virus tersebut. dr Sarsanto Wibisono Sarwono, SpOG menyebutkan bahwa rasanya sulit menularkan virus HIV-AIDS. Ini karena darah yang terinfeksi harus benar-benar masuk ke dalam pembuluh darah seseorang.

“Kalau beneran ada jarum di kursi bioskop, misal ada yang menduduki, jarumnya kan tertahan sama kain bajunya. Kalau celana juga kan biasanya tebal, itu juga udah susah kena ke kulit,” imbuh dr Sarsanto.

 

REFERENSI:

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/472635623068978/

https://health.detik.com/read/2017/05/22/142433/3508084/763/0/5-kabar-penularan-hiv-aids-yang-ternyata-hoax

https://health.detik.com/read/2017/05/22/125948/3507979/763/bukan-hoax-ini-hal-hal-yang-bisa-menularkan-hiv-aids