SUMBER:
(1). Pertanyaan dari salah satu anggota FAFHH.
(2). https://goo.gl/ESr5eZ, sudah dibagikan 19.413 kali ketika tangkapan layar dibuat.

NARASI:
“ini dia pelaku penculikan anak. yang nantinya anak itu di bunuh lalu mayatnya di jadikan tumbal jembatan.
Tolong Bagikan Postingan ini demi mengingatkan teman teman anda yang sudah berkeluarga.. Yg melihat luangkan 1 detik komen aamiin semoga kita, keluarga kita dan saudara saudara kita dijauhkan dari segala kejahatan penculik anak anak aamiin…
Dengan klik bagikan sama saja anda menyelamatkan nyawa ribuan anak di luar sana????”.

PENJELASAN:
https://goo.gl/XEHc5Z, foto ke empat (PERINGATAN: FOTO TIDAK DISENSOR) menggunakan foto yang sudah beredar sebelumnya di Internet, salah satunya di https://goo.gl/iQ6BRh dengan deskripsi: “Pengorbanan manusia
Pegiat Dokter untuk Hidup benar: sejak Undang-undang yang baru, perdagangan yang mengerikan dan berkembang berkembang di Afrika Selatan dalam perdagangan bagian tubuh manusia, seperti kepala anak ini yang diambil dari toko sihir di Johannesburg pada tahun 2006 oleh sebuah tim polisi
Sejumlah besar bagian tubuh sedang dipanen: penis, mata, hidung, vagina, payudara, kepala dan anggota badan – dengan korban malang sebaiknya menjerit dan sadar sepenuhnya. ‘Penyembuh tradisional’ yang memesan bagian tubuh ini hampir tidak pernah diadili, meski beberapa korban selamat dari mutilasi.
Pemanenan langsung diperlukan, kata mereka, karena rasa sakit dan ketakutan korban ‘meningkatkan kekuatan muti.'” (Google Translate, https://goo.gl/TFs3Nb).

CATATAN: https://goo.gl/5CzfHw, “Keuntungan yang Didapat oleh Para Pengemis Like di Facebook
Gadis Abdul
17 Mar 2017, 13:14 WIB
Mungkin kamu tidak merasakan secara langsung, tapi inilah kerugian yang kamu dapat jika sembarangan ngasih “like” ke postingan nggak jelas. (Foto: Facebook)
Bintang.com, Jakarta Postingan nggak jelas memang tidak cuma ada di Facebook, kamu pasti juga akan menemukan di sosial media lainnya. Jadi, sebaiknya kamu jangan terlalu gampang memberikan “like”, “love”, atau berkomentar “Yes, Amin”, dan sebagainya. Karena faktanya banyak kejahatan yang terjadi lewat “like” tersebut.
Beberapa waktu lalu seorang netizen bernama Didik Nugroho menceritakan pengalamannya yang kini tengah menjadi viral. Diceritakan, Didik baru saja berhasil mengerjai salah satu pemilik akun Facebook nggak jelas yang suka meminta postingannya di like. Ya, meskipun nggak jelas namun karena yang diposting biasanya adalah foto-foto menyedihkan, nggak heran kalau dalam satu postingan saja bisa dapat ribuan “like”.
Ternyata banyaknya “like” akan mempengaruhi pendapatan si pemilik akun yang suka ngemis postingannya di like tersebut. Biasanya setiap 100.000 “like” yang di dapat oleh satu postingan akan dihargai sekitar Rp2 juta. Siapa yang beli? Tentunya mereka-mereka yang memiliki kepentingan, misalnya produk iklan. Semakin “like-nya” banyak, maka produk tersebut pastinya akan mendapatkan perhatian dari para netizen lain yang merupakan calon konsumen. Padahal “like” tersebut juga fake alias palsu.
Pembahasan soal postingan yang meminta di like ini juga sebenarnya sudah lama diulas oleh ahli mesin pencari Next Digital di Melbourne, Australia, Daylan pearce di dalam blognya. Jika halaman sudah mendapatkan ribuan “like”, maka halaman akan memiliki posisi tertinggi dalam News Feed para pengguna Facebook. Dari situlah “Like” akan memberikan banyak keuntungan.
Pearce menjelaskan jika semakin banyak “like” dan “share” atau pun komentar yang didapat dalam sebuah postingan, maka peluang untuk mendapatkan keuntungan juga semakin banyak, mau itu dalam jangka waktu yang pendek atau panjang. Begitu sebuah halaman sudah mendapatkan 700 ribu “like” (dengan cara menipu), maka halaman itu akan dijual kepada orang lain. Informasi halaman pun diubah, bukan lagi soal kanker, binatang dan sebagainya, tapi untuk mempromosikan sebua bisnis.”.

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/543319759333897/