Sumber : Media Sosial dan Media Daring

Narasi :

Sri Sultan Hamengkubuwono : Maaf Bukan SARA, Tapi Cina Dan Keturunannya Tidak Pantas Jadi Pemimpin Di Bumi Nusantara. Fakta Sejarah, Tionghoa Adalah Satu-Satunya Penghianat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Jakarta-Raja Keraton Ngayogyakarta yang juga Gubernur D.I. Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono mengingatkan kepada seluruh umat islam terutamanya yang ada di Jakarta tentang fakta sejarah yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Sesungguhnya, Umat Islam adalah umat paling penuh cinta kepada alam semesta ini sebab mereka mencita-citakan seluruh bumi tunduk dan patuh hanya kepada Allah SWT. Mereka rela berdampingan dengan siapapun, bertetangga dengan menunjukkan akhlak mulianya.
Dan sejarah di Yokjakarta ini, mohon maaf, bukan SARA tapi kita ingin satu fakta sejarah. Tahu kenapa saudara-saudara Tionghoa tak punya hak girik di wilayah Yokjakarta? Mereka hanya punya hak milik bangunan semata-mata.
Mohon maaf, ini soal sejarah dilihat dan diakui. Pada agresi militer kedua Belanda, Desember 1948. Komunitas Tionghoa di Yagjakarta member sokongan kepada agresor Belanda itu.
Maka pada tahun 1950, ketika tegak kembali NKRI kita dari Jogjakarta ini, mereka sudah bersiap-siap eksodus. Tapi oleh Sultan Hamengkubuwono IX, mereka ditenangkan dan Sultan mengatakan, ‘anda meskipun berkhianat kesekian kalinya terhadap negeri ini, tetap kami akui sebagai tetangga dan tidak perlu pergi dan tinggalah disini. Tapi mohon maaf, saya cabut satu hak anda untuk memiliki tanah. Karena keserakahan sepanjang sejarah’.

Penjelasan & Fakta :

Media sosial kembali ramai dengan pemberitaan atau informasi yang kejelasannya masih diragukan. Pemberitaan atau informasi tersebut mencatut nama Sri Sultan Hamengku Buwono X yang ramai di Twitter.

Foto Sultan Hamengku Buwono X yang digunakan metronews.tk tersebut sudah ada sejak 7 Desember 2015 pada artikel pemberitaan Liputan6.com dengan judul “Sultan HB X: Gunakan Hak Pilih Sebaik-baiknya”

Sumber :
http://m.liputan6.com/…/sultan-hb-x-gunakan-hak-pilih-sebai…

Terkait kemiripan nama media tersebut, 19 April 2017 Metrotvnews.com memberikan Klarifikasi sebagai berikut :

Metrotvnews.com , Jakarta : Sebuah situs online beralamat Metronews.tk memuat pemberitaan dengan menjadikan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai narasumber. Melalui pemberitaan ini, Metrotvnews.com menegaskan tak memiliki hubungan apapun dengan situs tersebut.

Dalam tulisan di Metronews.tk, Sultan disebut-sebut menyinggung proses pemilihan suara di DKI Jakarta. Tulisan itu mengaitkan antara Pemilihan Gubernur DKI Jakarta dengan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Metrotvnews.com menegaskan tak memiliki hubungan apapun dengan situs tersebut. Redaksi Metrotvnews.com bekerja profesional. Setiap berita yang masuk dari reporter diverifikasi terlebih dahulu. Konten berita Metrotvnews.com tak memuat informasi berbau SARA.
“Kami juga mengusung semangat keindonesiaan yang dilandasi Bhineka Tunggal Ika,” demikian yang disampaikan Wakil Pemimpin Redaksi Metrotvnews.com , Nurfajri Budi Nugroho, Rabu 19 April 2017, sembari menambahkan Metrotvnews.com merupakan satu dari beberapa media yang telah lolos verifikasi di Dewan Pers.

Sumber :
http://m.metrotvnews.com/…/lKYM7YoK-klarifikasi-metrotvnews…

Dikutip dari krjogja.com, Itu semua tidak betul karena saya tak pernah diwawancarai seperti itu, makannya hari ini saya mau ke polisi,” tegas Sultan. terkait situs online metrotvnews.tk dikutip dari metrotvnews.com bahwa Metrotvnews.com tidak memiliki hubungan apapun dengan situs tersebut.

Referensi : http://krjogja.com/web/news/read/30392/Sultan_Laporkan_Portal_Berita_Hoax_ke_Polda_DIY

 

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/455705654761975/