Sumber: Media Pesan, Media Sosial, dan Portal Daring

(https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10208143914971492&id=1109451997)*

(http://web.archive.org/save/http://www.postmetro.co/2016/12/taipan-cina-kerahkan-massa-4-desember.html?m=1)*

Narasi:

Untuk di media sosial dan portal daring, berisikan narasi klaim kalau acara KitaIndonesia atau Parade Budaya yang diadakan pada tanggal 4 Desember 2016 merupakan aksi tandingan Aksi Damai 212 pada tanggal 2 Desember 2016.

Sedangkan narasi yang beredar di media pesan mengutip Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2016. Berikut narasinya:

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PELAKSANAAN HARI Bebas KENDARAAN BERMOTOR

PARTISIPASI PEGISIAN ACARA HBKB

Bagian Kesatu

Pemanfaatan jalur HBKB (Car Free Day)

Pasal 7 ayat 2

HBKB tidak boleh dimanfaatkan untuk *kepentingan partai politik*

dan SARA serta orasi ajakan yang bersifat menghasut.

Jakarta Car Free Day Sudirman-Thamrin

04 Desember 2016

silahkan menilai sendiri siapa yang merusak peraturan ini…?

Ayuk Viralkan siapa yang melanggar peraturan…!!!

Penjelasan:

Klaim bahwa acara Parade Kebudayaan atau KitaIndonesia merupakan tandingan atas Aksi 212 dan bagian dari dukungan kepada salah satu Calon Gubernur DKI Jakarta tidaklah benar. Ketua Panitia Parade Kebudayaan, Viktor S Laiskodat, mengatakan, kegiatan parade kebudayaan bukanlah demonstrasi melainkan pagelaran kebudayaan sekaligus refleksi akhir tahun. Viktor menegaskan, parade kebudayaan merupakan pesta rakyat dari seluruh komponen bangsa. Berikut kutipan beritanya:

[…]Panitia Parade Kebudayaan yang akan diselenggarakan pada Ahad (4/12) besok di kawasan Car Free Day Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, bukanlah sebagai aksi tandingan terhadap aksi superdamai 212 di silang Monas pada Jumat (2/12) kemarin.

Ketua Panitia Parade Kebudayaan, Viktor S Laiskodat membantah bila ada yang mengatakan kegiatan ini merupakan aksi tandingan 212. Ia menegaskan, kegiatan parade kebudayaan besok bukan demo tapi pagelaran kebudayan sekaligus refleksi akhir tahun.

Ia meminta kepada media untuk tidak membandingkan dan ditanding-tandingkan antara aksi 212 pada Jumat (2/12) kemarin dan Ahad (4/12) esok. “Memang nggak ada tanding-tandingan, emang urusan apa perlu kita tanding-tandingkan. Beda dong, besok itu refleksi akhir tahun dan pesta budaya, sedangkan di Monas itu aksi ibadah,” kata dia kepada Republika.co.id, Sabtu (3/12).

Ia menegaskan kegiatan parade kebudayaan besok lebih kepada pesta rakyat dan refleksi akhir tahun dari seluruh komponen bangsa, baik artis atau pun tokoh. “Jadi tidak ada kampanye atau pun demo,” ujarnya.

Karena memang di kawasan Car Free Day tidak boleh digunakan untuk kampanye. Kalau ada selebaran Parade Kebudayaan yang menyatut tulisan dukungan terhadap pasangan calon Gubernur DKI tertentu, Viktor menegaskan itu bukan dari panitia. Itu dari orang yang memang bertujuan tidak benar atas kegiatan parade Kebudayaan besok.[…]

Bahkan, pada acara tersebut terdapat larangan membawa atau memakai atribut terkait Pilkada, khususnya Pilkada DKI Jakarta. Hal tersebut diutarakan oleh  Ketua DPP Partai NasDem Martin Manurung. Ia mengatakan, pihaknya melarang siapapun yang ingin bergabung dengan acara tersebut membawa atau mengenakan atribut berbau dukungan calon gubernur dan calon wakil gubernur tertentu. Berikut kutipan beritanya:

[…]Ketua DPP Partai NasDem Martin Manurung menegaskan aksi #KitaIndonesia yang akan digelar saat acara car free day tak terkait dengan urusan Pilkada.

Bahkan, kata Martin, pihaknya melarang bagi masyarakat atau siapa pun yang ingin ikut bergabung dalam kegiatan yang banyak menampilkan kesenian dan kebudayaan di Indonesia itu, membawa apalagi mengenakan atribut berbau dukungan pada cagub atau cawagub tertentu.

“Karena publik yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dilarang memakai baju seragam dan atribut terkait pilkada untuk cagub/cawagub manapun,” ujar Martin dalam keterangannya, Sabtu (3/12).[…]

Dengan demikian, klaim bahwa acara Parade Kebudayaan atau KitaIndonesia sebagai acara tandingan aksi 212 ataupun dukungan kepada calon tertentu tidaklah benar. Acara itu benar adanya, namun klaimnya tidaklah benar. Dengan demikian, kabar ini dikategorikan sebagai kabar disinformasi.

Referensi:

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/12/03/ohlri7383-panitia-bantah-aksi-parade-kebudayaan-412-sebagai-aksi-tandingan-212

http://www.rmoljakarta.com/read/2016/12/03/37539/Aksi-#KitaIndonesia-Tak-Ada-Urusan-Sama-Pilkada-

https://www.facebook.com/IndoHoaxBuster/posts/1278898368842303

*Catatan: link tersebut sudah tidak dapat diakses lagi.