Tulisan ini hasil suntingan dan editing dari tulisan Ismail Fahmi, Anggota Forum Anti Fitnah Hasut dan Hoax.

Hoax dan berita propaganda untuk tujuan tertentu mudah sekali menyebar melalui sosial media. Dalam sebuah penelitian oleh sebuah tim dari Columbia University tentang penyebaran hoax ke dalam dua cluster yang cukup aktif, dihasilkan pola penyebaran dan polarisasi seperti gambar ini.

Dalam gambar tampak ada dua cluster. Setiap titik adalah user di Twitter. Titik yang berwarna ungu adalah user yang menyebarkan berita hoax. Hal yang menarik ialah ternyata cluster sebelah kanan yang paling banyak penyebaran hoax-nya dibanding cluster kiri.

Combatan Hoax

Pada cluster kiri, terdapat dua titik yang berwarna kuning. Kedua titik tersebut adalah dua user yang berusaha men-debunk atau menunjukkan bahwa berita yang menyebar dalam cluster tersebut adalah hoax.

Ternyata upaya dua user ini cukup efektif dalam meredam penyebaran hoax pada cluster kiri. Pengguna yang tidak sadar bahwa sebuah berita itu hoax, akhirnya jadi tahu karena upaya debungking dari dua user ini.

Lesson Learned

Sebuah berita, hoax, fitnah, propaganda, dan lain-lain mudah menyebar dalam sebuah grup tertutup (echo chamber) karena tidak adanya anggota dalam grup tersebut yang berusaha melakukan klarifikasi dan tidak aktif mengingatkan anggota lain akan adanya hoax.

Untuk meredam, cukup dibutuhkan dua orang combatan dari anggota masing-masing cluster yang berperan sebagai debunker. Dia aktif melakukan crosscheck atas setiap klaim yang menyebar.

Kewajiban Malawan Hoax

Umat muslim sejatinya memiliki kewajiban melawan hoax. Hal itu telah tertuang dalam Surat An-Nur: 15 dan Al-Hujurat: 6 di dalam Al Qur’an. Berikut kutipan arti dari kedua ayat tersebut:

(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. (An-Nur 15)

Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. (Al-Hujurat 6)

Sudah jelas kiranya kedua ayat tersebut menyerukan kepada umat muslim untuk melawan hoax. Sayangnya, di kalangan umat muslim Indonesia, rasanya belum ada grup atau gerakan pengawal Surat Al-Hujurat: 6 di atas. Padahal ini adalah kewajiban. Yang ada adalah grup cyber untuk mendukung agenda bersama.

Pasukan pengawal Al-Hujurat: 6 (pasukan anti hoax) ini khusus fokus pada berita-berita yang menyebar di grup-grup tertutup Facebook, Whatsapp, atau Telegram. Tidak jarang, berita yang menyebar itu tidak jelas sanad-nya. Namun, tanpa banyak checking langsung di-share oleh anggota cluster. Akhirnya, pesan-pesan itu secara masif menyebar dari satu grup ke grup lain tanpa hambatan berarti.

Grup-grup Tanpa Imunitas

Tanpa pasukan pengawal ini, grup-grup tertutup itu seolah tanpa imunitas terhadap informasi yang menyebar. Tidak ada yang mengecek, mengingatkan, atau meredam. Semua informasi by default dianggap benar, karena datang dari teman sekelompok. Semua diasumsikan benar, tidak mungkin teman menyebar informasi salah, apalagi jika sumbernya dari orang yang dihormati dalam grup itu.

Bukankah ini mengerikan? Kita semua tahu saat ini adalah zaman millenial atau zaman mudahnya informasi meluber ke sana kemari tanpa hambatan. Tanpa filter, semua informasi akan dikunyah, disebar, dan akibatnya adalah kerusakan.

Saya kemarin eksperimen dengan membagi kisah tetang Rasulullah yang tinggi akhlaknya. Indah sekali, saya langsung mendapat pertanyaan tentang sanad dari kisah itu, referensi hadist atau perawinya. Ini sebuah tradisi yang sangat bagus, saya apresiasi.

Namun, sepertinya tradisi itu tidak berlaku untuk berita yang menyebar di grup-grup Whatsapp. Karena, hal itu tidak berurusan dengan Rasulullah, maka seolah tidak ada kewajiban untuk mempertanyakan ‘sanad‘-nya. Semua dianggap benar.

Jika kisah positif saja tetap harus mendapat test validitas sanad karena menyangkut nama Rasulullah, harusnya berita yang di-share, klaim yang disebar, juga harus mendapat perlakuan yang serupa, yaitu uji kebenaran berita. Bahkan, Allah sudah mewajibkan dalam surat Al-Hujurat: 6 di atas, untuk menguji kevalidan informasi terlebih dahulu.

Grup Anti Hoax

Saat ini, setahu saya ada grup anti hoax yang sifatnya umum. Saya belum yakin efektifitasnya dalam melawan hoax di grup-grup tertutup yang menyebar lewat share ke media pesan. Saya lihat, anggota grup ini masih belum mewakili grup-grup tertutup dalam media sosial dan media pesan yang khusus beranggotakan umat Islam. Ataukah sudah ada?

Jika belum, maka ini menjadi kewajiban umat Islam untuk membuatnya. Apalagi di zaman millenial, fitnah mudah menyebar. Kehadiran pasukan pengawal Al-Hujurat: 6 menjadi sangat dibutuhkan kehadirannya.

Anggota pasukan Al-Hujurat: 6 ini adalah mereka yang peduli dengan berita-berita yang menyebar di grup-grup tertutup. Dan, mereka beranggotakan pula satu atau dua orang dari setiap grup tertutup dengan tugas menyampaikan ke dalam grup bahwa sebuah pesan itu mengandung false claim, hoax, atau propaganda salah.

Tanpa pasukan imunitas informasi dalam tubuh umat Islam, maka kita akan “… mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”

Siapa yang berani berperan menjadi combatan hoax di grupnya? Berani menunjukkan sebuah berita yang di-share bahkan oleh orang yang paling dihormati dalam grup itu sebagai hoax atau mengandung ‘sanad‘ yang tidak valid, dibuat oleh seseorang tanpa dasar yang benar?

Bergabung dengan Forum Anti Hoax

Saat ini sudah ada grup anti hoax yang bisa dimanfaatkan untuk bersama-sama memverifikasi apakah sebuah berita atau klaim itu valid atau tidak. Jika anda kebingungan dan kesulitan untuk mengevaluasi kevalidan sebuah berita, ada banyak combatan hoax yang siap membantu anda di sana.

Butuh kawan sesama combatan? Silahkan bergabung ke group ini:

https://www.facebook.com/groups/fafhh/

Grup ini dibangun oleh kawan-kawan yang memiliki kepedulian yang sama dengan anda. Mereka bersama-sama melawan hoax.

Ismail Fahmi

Referensi:

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/395287987470409/

https://www.facebook.com/ismailfahmibdg/posts/10155349152861729