RAKER PERSIAPAN PILKADA SERENTAK

Kapolri kemarin memberikan waktu bagi komunitas masyarakat anti hoax untuk beraudiensi dengan beliau. Dan kami sangat berterimakasih, karena mulai muncul jalan keluar atas kekacauan yang sekarang ini masih timbul akibat penyebaran hoax di medsos yang kadang brutal.

Saya bersaksi bahwa tidak ada agenda politik di acara tanggal 23 November kemarin. Murni membicarakan bagaimana masyarakat bisa turut aktif SISKAMLING menghentikan penyebaran hoax. Bagaimana Polri bisa sinergi dengan masyarakat. Bagaimana supaya bangsa tidak terpecah.

Dan komunitas ini tidak akan bisa diapresiasi tanpa usaha keras kawan-kawan, baik di group ini, ataupun grup anti hoax lain seperti IHB, Sekoci, IH, dalam memerangi hoax di medsos.

Mari bersinergi. Tidak perlu pedulikan fitnahan orang yang memang terbiasa fitnah.

Gerakan ini akan terus berlanjut hingga medsos positif dan saling menginspirasi.

Pertemuan Kapolri Itu

Penggagasnya adalah kami, yaitu komunitas Masyarakat Anti Hoax, mewakili keresahan ribuan warga yang kehilangan teman, hubungan keluarga besar tidak harmonis, akibat menggilanya sebaran hoax yang bahkan bisa memangsa orang berpendidikan tinggi.

Saya dan kawan-kawan aktivis anti fitnah, sudah berniat akan segera mendeklarasikan gerakan masyarakat anti fitnah, hasut dan hoax, sehingga bisa mensinergikan beberapa grup dan FP anti hoax, dan para netizen yang selama ini masih sporadis berjuang melawan hoax.

Saya sendiri berinisatif menyusun Piagam Masyarakat Anti Hoax. Termasuk membuat rencana gerakan ini untuk roadshow, silaturahmi ke tokoh budaya, tokoh agama, ustadz, alim ulama, tokoh pendidikan, tentang bahaya penyebaran hoax, yang ternyata sangat mengancam keutuhan bangsa ini.

Dan ketika usulan ini kami lemparkan ke berbagai pihak, termasuk ke lembaga negara, beberapa merespons, termasuk Polri. Polri juga punya program untuk pemberantasan hoax ini. Kebetulan kawan saya di Humas salah satu Polres juga menggunakan media sosial untuk mengkampanyekan bahaya hoax, baik dari sisi hukum ataupun moral.

Dan akhirnya Polri memberikan waktu kepada kami ini untuk bertemu, dan tidak tanggung-tanggung, Kapolri langsung yang akan menghadiri. Tentu kami menyambutnya dengan senang hati. Sehingga malam sebelum pertemuan itu, saya bela-belain nyelesaikan draft piagam di sebuah warnet di bilangan Jakarta Selatan, karena hari sebelumnya harddisk laptop saya tewas, dan saya kirim ke service center. Saya punya tiket Jakarta-Jogja hari Selasa, tapi karena kepastian acara ini mendadak, saya pun biarkan tiket Jakarta-Jogja hangus, dan baru ke Jogja, Rabu pasca pertemuan dengan Kapolri.

Alhamdulillah, meski malam itu kami cuma tidur sebentar, Piagam Masyarakat Anti Hoax bisa selesai kami print, dengan sebelumnya mendapat masukan dari beberapa rekan netizen. Dan Piagam tersebut yang menjadi bekal kami untuk bertemu Kapolri.

Dan Mbak Judith Lubis juga mengajak beberapa netizen, untuk ikut memberikan sumbang saran, terkait issue bagaimana membuat medsos ini kembali bersih, jauh dari hasut dan hoax. Ada Ulin Yusron, ada Enda Nasution, ada Shafiq Pontoh, ada Ndoro Kakung, ada Andre Darwis, dan beberapa lain yang saya kurang begitu paham.

Dan pertemuan itu…..

Kapolri membuka dengan kegelisahan beliau tentang betapa rusaknya media sosial kita akibat hoax. Beliau pun yang memang menjadi korban, merasakan bahwa penyebaran hoax ini sudah sangat tidak terkendali.

Kapolri meminta supaya masyarakat juga turut memadamkan api permusuhan di media sosial. Beliau mencontohkan Siskamling, maka harapannya ada juga Siskamling di dunia maya. (Yang sebenarnya memang sudah dimulai oleh beberapa aktivis anti hoax baik sporadis ataupun dengan membentuk grup/FP).

Tanya jawab dengan netizen berlangsung sangat seru, sampai akhirnya beliau harus ijin, karena jam 12 akan bertemu dengan tamu lainnya, kami pun berlanjut diskusi dengan Pak Kadiv Humas Polri, kurang lebih 30 menit.

Saya mendapat jatah berbicara di giliran terakhir. Karena saya memang mendapat amanat dari banyak kawan, untuk menanyakan banyak hal. Itu juga yang membuat saya berbicara dengan nada cukup keras, karena takut amanah dari kawan tidak tersampaikan. Alhamdulillah Kadiv Humas menanggapi dengan sangat rinci, dan beliau sangat apresiasi dengan gagasan komunitas ini.

Dan momen itu, Piagam Masyarakat Anti Hoax ditandatangani oleh kawan-kawan yang hadir. Satu copy disimpan oleh Polri. Setelah itu, kami berdiskusi informal dengan Pak Kadiv, termasuk bagaimana yang bisa dilakukan supaya Polri bisa semakin dekat dengan rakyat, bagaimana Polri bisa membantu komunitas anti hasut dan hoax untuk bisa saling kerjasama hingga di level daerah.

Akhir kata, kami mewakili komunitas masyarakat anti hoax, menghaturkan terimakasih banyak kepada Kapolri yang telah menerima kedatangan dan keluh kesah kami. Saya pribadi sangat terkesan karena beliau menjawab keluhan kami dengan sangat baik, sangat ramah, bukan tipe pejabat angkuh tapi sebaliknya, semua pertanyaan dijawab dengan runtut, rinci, dan dengan penguasaan ilmu hukum yang mumpuni.

Sebagai bukan pendukung salah satu Cagub di Pilgub DKI, saya pastikan kemarin tidak ada diskusi politik disana. Semua terfokus kepada pembahasan bagaimana hoax itu medsos bisa diberantas, bagamana supaya Polri semakin dekat dengan masyarakat, dan bagaimana kita berkiprah supaya bangsa ini tetap utuh.

Jadi kalau ada yang menuduh pertemuan kemarin punya agenda macam-macam, ya tidak aneh, bukannya memang mereka itu yang terbiasa memelintir informasi yang menyebarkan fitnah?

 

SUMBER:

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/378685215797353/