Sumber: Islamedia.id (http://web.archive.org/web/20160706003756/http://www.islamedia.id/mui-tegaskan-pemprov-dki-jakarta-tidak-berhak-melarang-umat-islam-takbir-keliling/)

Narasi:Pemberitaan di Islamedia mengatakan kalau KH Ma’ruf Amin, Ketua Majeslis Ulama Indonesia (MUI), memprotes pelarangan takbiran keliling di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta. Berikut kutipan dari berita di Islamedia:

[…] Islamedia – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin menegaskan bahwa pemerintah Indonesia secara umum, khususnya Pemrov DKI Jakarta seharusnya tidak berhak melarang umat Islam melakukan Takbir Keliling.

Menurut Kiyai Ma’ruf, takbir keliling merupakan tradisi umat Islam Indonesia dan telah menjadi syiar menjelang Idul Fitri yang sudah berlangsung bertahun-tahun.

“Kita harapkan pemerintah daerah jangan ada larangan umat Islam melakukan takbir keliling. Supaya umat Islam merasakan kegembiraan menyambut hari raya Idul Fitri, termasuk di DKI Jakarta,” Ujar KH Ma’ruf Amin di Kantor MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat, seperti dilansir suara-islam.com, Jumat siang (01/07/2016).

Dalam pemberitaan sebelumnya Pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan larangan takbir keliling dan akan menangkap umat Islam yang takbir keliling. (baca: Jika Pesta Tahun Baru Didukung Total, Pemprov DKI Jakarta Larang Syiar Takbiran Keliling). [islamedia/mh][…]

Penjelasan:

Pemberitaan di Islamedia menyadur komentar KH Ma’ruf Amin secara lengkap. Sebenarnya, Ketua MUI itu tidak mempersoalkan pelarangan takbiran keliling yang dihimbaukan oleh beberapa pemerintah daerah, khususnya DKI Jakarta. Berikut beberapa kutipan mengenai kutipan KH Ma’ruf Amin mengenai takbiran keliling tersebut:

Republika:

[…]Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin mengatakan pihaknya tidak mempersoalkan larangan takbir keliling di sejumlah kota di Indonesia, terutama di Jakarta.

“Takbir keliling menjadi tradisi umat Islam di Indonesia. Untuk daerah tertentu yang rawan, harus patuh dengan larangan,” kata Ma’ruf saat menggelar “Tausiyah Majelis Ulama Indonesia Menyambut Idul Fitri 1437 Hijriyah” di kantornya Jakarta, Jumat (1/7).

Menurut dia, takbir keliling bukanlah sebuah keharusan jika memang rawan terjadi kemudharatan. Takbir keliling sendiri biasa dilakukan masyarakat di malam terakhir bulan Ramadhan. Waktu ini biasa dirayakan masyarakat dengan melakukan takbir berkeliling kota secara berkonvoi.

Pemerintah daerah, kata dia, agar sebaiknya membolehkan takbir keliling jika tidak ada unsur kerawanan.[…]

Okerzone:

[…]Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin mengatakan, pihaknya tidak mempersoalkan larangan takbir keliling di sejumlah kota di Indonesia, terutama di Jakarta.

“Takbir keliling menjadi tradisi umat Islam di Indonesia. Untuk daerah tertentu yang rawan, harus patuh dengan larangan,” kata Maruf saat menggelar ‘Tausiyah Majelis Ulama Indonesia Menyambut Idul Fitri 1437 Hijriyah’ di kantornya Jakarta, Jumat (1/7/2016).

Menurutnya, takbir keliling bukanlah sebuah keharusan jika memang rawan terjadi kemadharatan. Takbir keliling sendiri biasa dilakukan masyarakat di malam terakhir bulan Ramadan. Waktu ini biasa dirayakan masyarakat dengan melakukan takbir berkeliling kota secara berkonvoi.

Pemerintah daerah, kata dia, agar sebaiknya membolehkan takbir keliling jika tidak ada unsur kerawanan.

Sebelumnya, Pemda DKI Jakarta melarang warganya untuk melangsungkan takbir keliling karena kerap terjadi tindakan-tindakan merugikan seperti tawuran dan perang petasan.

Rencananya, aparat gabungan dari kepolisian dan Satpol PP akan menyisir konvoi-konvoi yang melakukan takbir keliling. Mereka menyasar kendaraan bak terbuka yang mengangkut massa serta sepeda motor tanpa surat dan atau pengendaranya tidak menggunakan helm. Tidak hanya kendaraan dari Jakarta, petugas juga akan menyisir kendaraan dari luar Jakarta.[…]

Berdasarkan beberapa kutipan tersebut, KH Ma’ruf Amin tidak mempersoalkan pelarangan takbiran keliling atas dasar kerawanan. Adapun, KH Ma’ruf Amin mengimbau kepada pemerintah daerah, bila tidak ada aspek kerawanan sebaiknya pemerintah daerah membolehkan takbir keliling.

Dengan demikian, pemberitaan di Islamedia tidak mengutip secara keseluruhan pernyataan KH Ma’ruf Amin. Hal itu menyebabkan informasi dari Ketua MUI itu hanya ditonjolkan separuh. Dapat dikatakan, berita Islamedia adalah disinformasi.

 

Referensi:

https://news.okezone.com/read/2016/07/01/337/1430945/mui-tak-persoalkan-larangan-takbir-keliling-di-jakarta

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/07/01/o9mwxy365-mui-tak-persoalkan-larangan-takbir-keliling-jakarta

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/309307036068505/