Akun Facebook Budz Kay (https://www.facebook.com/budzkay/videos/10209997126347555/?fref=gs&dti=177295885936288&hc_location=group)
Narasi :
Metode pemerkosaan “Taharrush” mulai diperkenalkan oleh para imigran arab di Eropa
Invasi imigran timur tengah secara besar-besaran ke Eropa membawa sebuah tradisi arab bernama “Taharrush Gamea” yg cukup mengagetkan bagi bangsa Eropa dan belum pernah mereka kenal sebelumnya.
Taharrush merupakan sebuah tradisi permainan kuno bangsa arab dimana seorang perempuan ditelanjangi dan diperkosa ramai-ramai (ala gangbang). Perempuan yg diperkosa tersebut dikerumuni banyak pria yg membentuk formasi lingkaran, sehingga tidak ada orang yang bisa menolong karena terhalang oleh kerumunan.
Dengan metode formasi Taharrush ini, mustahil ada wanita yg tidak bisa diperkosa, dan mustahil ada wanita yg bisa diselamatkan dari pemerkosaan. Karena metode Taharrush ini sudah dikembangkan ribuan tahun efektifitasnya oleh bangsa arab kuno dan kini metode klasik tersebut mulai dibangkitkan lagi di Eropa oleh para imigran.
Dalam budaya arab kuno, memperkosa wanita bukanlah suatu tindak kriminal tingkat tinggi, bahkan pemerkosaan malah dijadikan sebagai suatu jenis permainan bernama Taharrush ini.
Di era arab modern sekalipun, hukuman bagi pemerkosa sangat sulit diterapkan, karena aturan di arab yg mensyaratkan 4 saksi. Jadi bila pemerkosaan dilakukan di ruangan kosong misalnya, mustahil bisa dituntut karena tidak adanya saksi. Begitupula dalam sebuah pemerkosaan berkelompok mustahil juga para pelakunya mau bersaksi melawan rekannya, yg pada akhirnya akan menyebabkan tuntutan pemerkosaan tetap gagal di jalur hukum.
Aturan bangsa arab yg menguntungkan pemerkosa ini disebabkan karena dalam budaya arab terkandung faham “misogyny” yaitu faham yg menganggap perempuan derajatnya lebih rendah daripada pria, dan wanita bisa dianggap seperti budak yg pantas dihukum. Sehingga dalam faham misogyny, seorang pria sangat boleh & sangat berhak memperkosa wanita.
Faham misogyny dalam budaya arab kuno yg dibawa para imigran ini ini tentu sangat mengagetkan bagi bangsa eropa yg menganut faham emansipasi wanita.
Dalam budaya arab kuno, perempuan wajib hukumnya menggunakan busana tertutup. Sehingga perempuan berbusana minim yg banyak berkeliaran di Eropa dianggap sangat boleh & sangat pantas dihukum dengan cara diperkosa. Pemerkosaan secara perseorangan maupun berkelompok (Taharrush) dianggap sebagai “penghukuman” bagi wanita-wanita yg tidak mengenakan busana tertutup.
Dalam video ini terdapat cuplikan video Taharrush yg terjadi di eropa dan juga wanita-wanita korban perkosaan ala Taharrush. Juga ada kesaksian dari reporter wanita cantik yg sempat jadi korban Taharrush
Penjelasan & Fakta :
Taharrush itu adalah bahasa frase Arab yang baru populer untuk perbuatan oknum pemerkosaan massal.
Kalau di negara bahasa Inggris, juga terjadi, dan disebut Gang-Rape. Di Indonesia, disebut perkosaan massal. Di Jerman namanya Gruppenvergewaltigung. Di Prancis namanya tournantes.
Tidak ada dari sejarah Arab yang menyebutkan budaya perkosaan massal menjadi tradisi, baik sebelum atau sesudah peradaban Islam menyebar di daerah Arab.
Referensi : https://www.huffingtonpost.com/alex-shams/sexism-isnt-an-arab-cultural-practice_b_9022056.html
https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/307106429621899/