Status Facebook Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) berjudul ‘Dibohongi Mi Instan’ menjadi viral sejak diunggah Minggu (31/1/2016) petang.
Apa motif di balik status tersebut?
Pengurus Harian YLKI, Soedaryatmo kepada Tribunnews.commembantah itu ditujukan sekadar untuk menyerang pihak produsen mi instan di Indonesia.
Menurut YLKI isu mi instan terkait dengan isu pangan sehat yang kini tengah berkembang di kalangan lembaga perlindungan konsumen di berbagai belahan dunia.
“Ini isu global lembaga konsumsen seluruh dunia untuk dorong pangan sehat. Mendorong pemenuhan gizi yang seimbang makanan sehat seperti sayur mayur,” ujar Soedaryatmo
Soedaryatmo mengatakan, semua peringatan yang dibeber YLKI itu dapat dilihat pada setiap kemasan mi instan di Indonesia.
Kandungan-kandungan yang disebutkan dalam poin-poin peringatan itu juga tercantum dalam kemasan mi instan.
Soedaryatmo menegaskan tidak bertujuan menyerang produsen tertentu.
“Dengan membaca label setiap mi instan (status YLKI) itu terkonfirmasi,” jawab Soedaryatmo.
Sorotan terhadap mi instan memang ditujukan oleh YLKI berkaca pada kondisi umum kesehatan masyarakat.
Sementara itu disisi lain, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Alexander Sparringa menegaskan semua bahan makanan yang telah lulus uji BPOM adalah makanan yang aman untuk dikonsumsi, tidak terkecuali mie instan.
Secara satu per satu dia membantah semua poin yang dituding oleh YLKI.
Pertama, mengenai mie instan yang tidak memiliki nutrisi apapun. Menurut dia, setiap makanan pasti terkandung salah satu nutrisi yang dibutuhkan tubuh, sebut saja vitamin, mineral, lemak, protein.
Kedua, mie instan mengandung bahan pengawet beracun bernama TBHQ. Bahan tersebut merupakan kepanjangan dari tertiary-butyl hydroquinone, yang mana membayakan tubuh manusia. Roy mengatakan setiap produk makanan yang beredar pastinya memiliki kadar konsentrasi yang dipersyaratkan oleh pemerintah.
Ketiga, makanan tersebut mengandung monosodium glutamate (MSG) yang bisa memacu kerja sel saraf secara berlebih dan mengakibatkan kerusakan saraf. “Semua konsentrasi zat makanan sudah ditentukan oleh pemerintah. Asal tahu saja vetsin itu sebenarnya aman, tapi hanya orang tertentu saja yang tidak bisa mengonsumsinya karena masalah kesehatan,” kata dia kepada Bisnis.com, Selasa (2/2/2016).
Terakhir, perempuan yang mengonsumsi mie instan lebih dari dua kali dalam seminggu, 68% lebih rentan mengalami penyakit yang berkaitan dengan metabolisme tubuh. Roy bilang bahwa hal itu menyesatkan, tidak ada kaitannya sama sekali.
“Intinya semua produk pangan punya izin edar BPOM, jadi sudah dievaluasi dari keamanan, mutu, dan gizi. Semuanya sudah memenuhi,” pungkasnya.
SUMBER:
https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/277135479285661/
http://industri.bisnis.com/read/20160202/12/515434/ini-komentar-kepala-bpom-terkait-dibohongi-mie-instan
http://www.tribunnews.com/kesehatan/2016/02/01/penjelasan-ylki-soal-status-facebook-dibohongi-mi-instan