Berita yang ditampilkan di media, bahkan sekelas Kompas, Tempo, Republika, MetroTV, hingga TVOne, kadang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Itu pentingnya setiap warga, khususnya warga media sosial (medsos), memiliki kemampuan literasi media, yaitu kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi berita yang ditulis oleh media.

Error dalam pemberitaan sebabnya ada banyak. Mulai dari sumber data yang keliru, wartawan yang belum menguasai bidang yang hendak di beritakan, atau miskomunikasi antara wartawan dan narasumber. Itu yang tidak disengaja. Kalau yang sengaja seperti portal abal-abal, atau media yang partisan,memang tujuannya untuk framing demi kepentingan tertentu.

Sebagai contoh berita tentang harga semen dari portal Republika berjudul “Tol Laut ‘Mandul’, Harga Semen di Papua Masih Rp 2 Juta per Sak.” Artikel tersebut mencoba menyoroti tingginya harga semen yang bisa mencapai 2 juta per sak di Puncak Jaya.

Dari judul artikel tersebut, bagi orang Jawa atau daerah lain yang tidak paham geografi Papua, akan menganggap bahwa di Papua secara general harga semen bisa mencapai 2 juta di seluruh daerah. Ditambah, adanya diksi provokatif pada judul, yakni “Tol Laut Mandul“, yang menyebabkan pemaknaan berita itu menjadi keliru dan memunculkan anggapan kenaikan tersebut lantaran program tol laut.

Padahal, faktanya tidak demikian. Sebelum tol laut digencarkan pun, sebenarnya harga semen di Jayapura hanya 40-60% lebih mahal dari Pulau Jawa. Kalau di Jawa 60 ribu, di Jayapura 80-90 ribu. Kalau ke Puncak Jaya, atau Nduga, memang jadi sangat mahal sekali, bisa 1-2 juta, karena semen itu harus naik pesawat. Ini yang membuat semen jadi melonjak tinggi. Ke Nduga, semen naik pesawat dua kali. Bisa dibayangkan betapa mahalnya ongkos transportasinya.

Jadi, program tol laut itu sejatinya berlakukan untuk menekan disparitas harga antar pelabuhan yang terkoneksi, sedangkan untuk distribusi hingga pelosok memang tetap dibutuhkan mekanisme transportasi barang yang efisien. Misalnya, untuk dari Jayapura ke Wamena, alih-alih terus menggunakan pesawat kecil kapasitas 30 orang, akan dicoba untuk menggunakan pesawat dengan kapasitas barang lebih besar. Untuk Nduga, yang tadinya tidak punya jalan raya sama sekali, sekarang ini sudah dalam tahap pembangunan jalan menembus hutan.

Ini data kasar untuk membantu menganalisis:

Harga Semen di Pulau Jawa: Rp 60.000,00
Harga Semen di Jayapura Rp 90.000,00
Harga Semen di Nduga Rp 1.5 juta

Kalau Tol laut sudah berjalan maksimal, mungkin harga semen di Jayapura bisa ditekan hingga 70-75 ribu. Artinya, tol laut memang bukan satu-satunya solusi untuk menyelesaikan persoalan di Puncak Jaya, Nduga, dan daerah lain yang belum punya akses transportasi darat.

“Artikel berasal dari Fanpage Facebook Forum Anti Fitnah Hasut dan Hoax”

Referensi: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/235859596746583/

http://republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/01/27/o1lmj1382-tol-laut-mandul-harga-semen-di-papua-masih-rp-2-juta-per-sak