Sumber : Media Sosial
Narasi :
Buku “Atlantis : The Lost Continent Finally Found” karangan Prof. Arysio Santos menyatakan bahwa Atlantis itu dulunya ada di Indonesia.
Penjelasan :
Mitos tentang benua Atlantis tidak pernah surut dibahas oleh masyarakat dari masa ke masa. Atlantis sendiri adalah kota legendaris yang digambarkan dalam karya filsuf Yunani Plato (sekitar 429 – 347 SM). Kisah Atlantis pertama kali muncul dalam buku Timaeus dan Critias yang terbit pada 347 SM, buku-buku itu dibuat oleh seorang filsuf dan matematikawan Yunani, yang bernama Plato.
Timaeus dan Critias adalah sebuah buku yang ditulis dalam rupa dialog yang terjadi antara Timaeus, Critias, Hermocrates dan Socrates. Dalam buku itu, kisah Atlantis diceritakan oleh Critias yang mendengar kisah itu dari kakeknya yang juga bernama Critias. Sedangkan Critias (sang kakek) mendengarnya dari Solon. Dan Solon mendengarnya dari para pendeta Mesir. Timaeus hanya sedikit menyinggung soal Atlantis. Sedangkan Critias lebih banyak mendeskripsikan Atlantis.
Sejarah Mitos Atlantis
Dalam buku Timaeus itu disebutkan dimana letak Atlantis itu berada.
“Kekuatan ini datang dari samudera Atlantik. Pada waktu itu, samudera Atlantik dapat dilayari dan ada sebuah pulau yang terletak di hadapan selat yang engkau sebut pilar-pilar Herkules. Pulau itu lebih luas dibandingkan dengan gabungan Libya dan Asia dan pilar-pilar ini juga merupakan pintu masuk ke pulau-pulau lain di sekitarnya, dan dari pulau-pulau itu engkau dapat sampai ke seluruh benua yang menjadi pembatas laut Atlantik. Laut yang ada di dalam pilar-pilar Herkules hanyalah seperti sebuah pelabuhan yang memiliki pintu masuk sempit. Namun laut yang di luarnya adalah laut yang sesungguhnya, dan benua yang mengelilinginya dapat disebut benua tanpa batas. Di wilayah Atlantis ini, ada sebuah kerajaan besar yang memerintah keseluruhan pulau dan pulau lain disekitarnya serta sebagian wilayah di benua lainnya,” dikutip dari buku Timaeus.
Asal muasal bangsa Atlantis dijabarkan di dalam buku Critias. Seperti kutipan dibawah ini ;
“Sebelumnya aku telah berbicara mengenai pembagian wilayah yang diadakan bagi para dewa dan bagaimana mereka tersebar ke seluruh dunia dalam proporsi yang berbeda-beda. Dan Poseidon, menerima bagiannya, yaitu pulau Atlantis.”
“Di tengah-tengah pulau itu ada sebuah dataran yang dianggap terbaik dan memiliki tanah yang subur. Di situ ada sebuah gunung yang tidak terlalu tinggi di masing sisi-sisinya. Di gunung itu tinggal seorang pria fana bernama Evenor yang memiliki seorang istri bernama Leucippe. Mereka memiliki satu anak perempuan bernama Cleito. Ketika Cleito telah dewasa, ayah dan ibunya meninggal dunia. Poseidon jatuh cinta dan bersetubuh dengannya,” penjelasan dari buku Critias.
Karakteristik tanah Atlantis dalam buku Critias digambarkan seperti kutipan bahwa ;
“Poseidon lalu memecahkan tanah di sekitar bukit tempat tinggal Cleito sehingga bukit itu terpisah dari dataran lain. Bukit itu sekarang dikelilingi oleh laut yang berbentuk lingkaran. Poseidon membuat dua bagian daratan seperti ini sehingga jumlahnya menjadi dua daratan yang dikelilingi tiga wilayah perairan.”
“Masing-masing daratan memiliki sirkumferen yang berjarak sama dari tengah pulau tersebut. Jadi tidak ada satu orang dan satu kapalpun yang dapat mencapai pulau itu. Poseidon lalu membuat dua mata air di tengah-tengah pulau, satu air hangat dan satu lagi air dingin. ia juga membuat berbagai macam makanan muncul dari tanah yang subur.” deskripsi dari buku Critias.
Nenek moyang bangsa Atlantis bermula dari Poseidon dan Cleito yang memiliki lima pasang anak kembar laki-laki. Ia lalu membagi pulau Atlantis menjadi sepuluh bagian. Ia memberikan kepada anak tertua dari pasangan kembar pertama tempat kediaman ibu mereka dan wilayah yang mengelilinginya yang merupakan tanah terluas dan terbaik. Ia juga menjadikannya raja atas saudara-saudaranya. Poseidon memberi nama anak itu Atlas. Dan karenanya seluruh pulau dan samudera itu disebut Atlantik.
Geografis Atlantis di dalam buku Critias digambarkan sangat makmur.
Tanah Atlantis adalah tanah yang terbaik di dunia dan karenanya mampu menampung pasukan dalam jumlah besar. Tanah itu juga mendapatkan keuntungan dari curah hujan tahunan, memiliki persediaan yang melimpah di semua tempat. Orichalcum bisa digali di banyak wilayah di pulau itu. Pada masa itu Orichalcum lebih berharga dibanding benda berharga apapun, kecuali emas. Di pulau itu juga banyak terdapat kayu untuk pekerjaan para tukang kayu dan cukup banyak persediaan untuk hewan-hewan ternak ataupun hewan liar, yang hidup di sungai ataupun darat, yang hidup di gunung ataupun dataran. Bahkan di pulau itu juga terdapat banyak gajah.
Struktur untuk masyarakat bangsa Atlantis sangat beragam. Pada masa itu, wilayah Atlantis didiami oleh berbagai kelas masyarakat. Ada tukang batu, tukang kayu, ada suami-suami dan para prajurit. Bagi para prajurit, mereka mendapat wilayah sendiri dan semua keperluan untuk kehidupan dan pendidikan disediakan dengan berlimpah. Mereka tidak pernah menganggap bahwa kepunyaan mereka adalah milik mereka sendiri. Mereka menganggapnya sebagai kepunyaan bersama. Mereka juga tidak pernah menuntut makanan lebih banyak dari yang dibutuhkan.
Para prajurit ini tinggal di sekitar kuil Athena dan Hephaestus di puncak bukit. Di tempat itu mereka kemudian membuat pagar untuk melindungi tempat itu. Di sebelah utara, mereka membangun ruangan untuk makan di musim dingin dan membuat bangunan-bangunan yang dapat digunakan untuk kebutuhan bersama.
Mereka tidak memuja emas dan perak karena bagi mereka, semua itu tidak ada gunanya. mereka juga membangun rumah sederhana dimana anak-anak mereka dapat bertumbuh.
Inilah cara mereka hidup, mereka menjadi penjaga kaum mereka sendiri dan menjadi pemimpin bagi seluruh kaum Helenis yang dengan sukarela menjadi pengikut mereka. Lalu mereka juga menjaga jumlah perempuan dan laki-laki dalam jumlah yang sama untuk berjaga-jaga bila terjadi perang. Dengan cara inilah mereka mengelola wilayah mereka dan seluruh wilayah Hellas dengan adil. Atlantis menjadi sangat termashyur di seluruh Eropa dan Asia karena ketampanan dan kebaikan hati para penduduknya.
Teknologi yang sudah dipakai bangsa Atlantis sudah canggih, menurut buku Critias.
Mereka membangun kuil, istana dan pelabuhan-pelabuhan. Mereka juga mengatur seluruh wilayah dengan susunan sebagai berikut : pertama mereka membangun jembatan untuk menghubungkan wilayah air dengan daratan yang mengelilingi kota kuno. Lalu membuat jalan dari dan ke arah istana. Mereka membangun istana di tempat kediaman dewa-dewa dan nenek moyang mereka yang terus dipelihara oleh generasi berikutnya. Setiap raja menurunkan kemampuannya yang luar biasa kepada raja berikutnya hingga mereka mampu membangun bangunan yang luar biasa besar dan indah.
Dan mereka membangun sebuah kanal selebar 300 kaki dengan kedalaman 100 kaki dan panjang 50 stadia (9 km). Mereka juga membuat jalan masuk yang cukup besar untuk dilewati bahkan oleh kapal terbesar dan Lewat kanal ini mereka dapat berlayar menuju zona terluar.
Kehancuran pulau Atlantis dijelaskan juga dalam buku Critias
‘9.000 tahun adalah jumlah tahun yang telah berlangsung sejak perang yang terjadi antara mereka yang berdiam di luar pilar-pilar Herkules dengan mereka yang berdiam di dalamnya. Perang inilah yang akan aku deskripsikan.
Pasukan yang satu dipimpin oleh kota-kota Athena. Di pihak lain, pasukannya dipimpin langsung oleh raja-raja dari Atlantis, yaitu seperti yang telah aku jelaskan, sebuah pulau yang lebih besar dibanding gabungan Libya dan Asia, yang kemudian dihancurkan oleh sebuah gempa bumi dan menjadi tumpukan lumpur yang menjadi penghalang bagi para penjelajah yang berlayar ke bagian samudera yang lain.
Banyak air bah yang telah terjadi selama 9.000 tahun, yaitu jumlah tahun yang telah terjadi ketika aku berbicara. Dan selama waktu itu juga telah terjadi banyak perubahan. Tidak pernah terjadi dalam sejarah begitu banyak akumulasi tanah yang jatuh dari pegunungan di satu wilayah. Namun tanah telah berjatuhan dan menimbun wilayah Atlantis dan menutupinya dari pandangan mata.
Karena hanya dalam semalam, hujan yang luar biasa lebat menyapu bumi dan pada saat yang bersamaan terjadi gempa bumi. Lalu muncul air bah yang menggenang seluruh wilayah.
Namun sesudah itu, muncul gempa bumi dan banjir yang dashyat. Dan dalam satu hari satu malam, semua penduduknya tenggelam ke dalam perut bumi dan pulau Atlantis lenyap ke dalam samudera luas. Dan karena alasan inilah, bagian samudera disana menjadi tidak dapat dilewati dan dijelajahi karena ada tumpukan lumpur yang diakibatkan oleh kehancuran pulau tesebut.
Buku Atlantis The Lost Continent Finally Found
Atlantis, The Lost Continent Finally Found adalah sebuah buku arkeologi prasejarah terdiri dari empat bagian serta enambelas bab yang ditulis oleh Prof. Arysio Nunes dos Santos, Ph.D seorang fisikawan nuklir dan ahli geologi mengenai realitas Atlantis sejak pertama kali diungkapkan oleh filsuf besar Plato, dalam dua setengah milenium lalu dengan membandingkan serta membantah secara ilmiah mungkin untuk pertama kalinya berbagai teori yang ada di lokasi Atlantis dan realitas, penulis menguraikan sebuah teori yang menempatkan secara definitif bahwa Atlantis tersebut berada di wilayah Indonesia, Malaysia, Thailand dan Brunei.
Menurut Profesor Santos, pertama kali ras manusia muncul di AFRIKA, sebab di sinilah fosil manusia tertua ditemukan. Pada jaman itu, daerah Afrika dan sekitarnya kurang memadai untuk kelangsungan hidup, pengembangan diri, dan penataan masyarakat. Terutama pada Jaman Es, hampir seluruh daratan bumi tertutup oleh lapisan es. Padahal, salah satu syarat terbangunnya peradaban adalah sebuah tempat di mana manusia bisa hidup tenang, tidak berpindah-pindah, dan tidak menghabiskan waktu untuk bertahan hidup, seperti mencari makanan/berburu (mungkin sebab itulah, suku nomaden tidak pernah menghasilkan peradaban tinggi). Maka mereka pun berpindah ke daerah garis khatulistiwa yang beriklim tropis, yaitu Indonesia yang lebih subur, dan mulai membangun peradaban.
Saat itu, Indonesia dan daerah-daerah sekitarnya merupakan satu daratan luas, sehingga pantas disebut benua. Sebelum tenggelam ke dasar Samudera Pasifik, daratan Atlantis mencakup Benua Australia, Indonesia, Semenanjung Melayu, bahkan India.
Dari sini, peradaban manusia pertama kali pun muncul, yaitu Atlantis Lemuria (Ibu Peradaban). Tetapi, peradaban itu hancur, karena Gunung Toba meletus dengan dahsyat, sehingga menyebabkan banjir besar. Dan, bila ditilik dari segi mitologi, hampir semua bangsa/suku memiliki versi legenda Banjir Besar versi masing-masing.
Saat banjir besar terjadi, legenda Ramaya dan Mahabharata yang diperkirakan Profesor Santos terjadi di tanah Atlantis Lemuria ini (termasuk peradaban Hindu-nya), terbawa ke India melalui orang-orang Atlantis yang menyelamatkan diri.
Selanjutnya, manusia-manusia Atlantis yang berhasil selamat, membangun peradaban kedua, yaitu Atlantis yang disebut-sebut Platon. Peradaban besar inipun juga hancur karena letusan Gunung Krakatau, sehingga mengakhiri Jaman Es (menurut beliau, Jaman Es berakhir bukan karena meteor jatuh), dan menyebabkan banjir besar yang menenggelamkan sebagian besar daratan Atlantis, sehingga yang tersisa adalah dataran-dataran tinggi (gunung-gunung) yang membentuk pulau-pulau.
Fakta dan Catatan :
Atlantis sebenarnya adalah kota imajiner, tidak nyata. Yang dikarang oleh Plato, sebagai bahan diskusi intelektual dengan Socrates.
Ini dinyatakan dengan jelas di buku yang membahas Atlantis tersebut, Timaeus, bahwa Atlantis adalah kota imajinasi. Tidak nyata dan tidak ada.
Dikutip dari cracked.com, Atlantis bukan apa-apa.
Pertama-tama, pengetahuan kita tentang lempeng tektonik mengesampingkan kemungkinan benua misteri yang tenggelam. Tapi ada alasan yang jauh lebih meyakinkan daripada ini: Artinya, Atlantis adalah sesuatu yang benar-benar menarik Plato dari pantatnya sehingga Sokrates bisa memiliki sesuatu untuk dibicarakan, dan dia secara khusus menyebutkan dalam tulisannya bahwa Atlantis adalah kota yang sepenuhnya hipotetis.
Ini adalah bagian dari alasan mengapa Atlantis tidak dianggap serius sampai zaman modern. Kebanyakan orang kuno benar-benar mengambil dialog Plato sebagai eksperimen pemikiran mereka sebenarnya.
Terlebih lagi, buku yang menyebutkan Atlantis, Timaeus, kurang dari 100 halaman. Ini sangat penting sehingga Anda bisa benar-benar gagal saat Anda membunuh waktu di stasiun bus. Meskipun seharusnya tidak mengejutkan banyak buku dan tuhan yang tak terhitung jumlahnya mengetahui berapa jam Saluran Sejarah telah didedikasikan untuk mengajukan teka-teki yang mudah dipecahkan saat mencari kata dalam kamus. Ini sangat mudah untuk lulus sendiri sebagai ahli dalam sebuah buku yang kebanyakan orang tidak pernah benar-benar membaca melewati beberapa halaman pertama.
Referensi :
http://www.cracked.com/article_18718_6-famous-unsolved-mysteries-that-have-totally-been-solved.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Atlantis,_The_Lost_Continent_Finally_Found
Resensi Buku: ATLANTIS, The Lost Continent Finally Found
http://www.enigmablogger.com/2009/12/legenda-atlantis-yang-sesungguhnya.html
https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/208838896115320/