SUMBER: https://www.kaskus.co.id/show_post/55547971a09a39ce0d8b4567/232/-

NARASI: Abu Janda Sebenarnya adalah Cina Kafir

PENJELASAN:
Informasi di atas dibantah oleh Ustad Abu Janda al-Boliwudi atau yang bernama asli Permadi Arya. Ia menyatakan dirinya bukanlah China dan juga bukan kafir. Pada era keterbukaan dan kebebasan informasi ini, menurutnya informasi hoax di atas sengaja dibuat untuk menjatuhkan reputasinya, terlebih Ia mengaku memerangi kelompok Islam Radikal.

Berikut bantahan Ustad Abu Janda al-Boliwudi melalui Facebooknya;

SAYA BUKAN CINA. SAYA BUKAN KAFIR.
SAYA BUKAN ORANG-NYA AHOK.
SAYA 100% MUSLIM PRIBUMI.

Bagaimana cara mencegah khalayak umum untuk mengakses sebuah informasi pada era modern ini? cara pertama, adalah memblok informasi tersebut. Misal: beberapa negara memblokir media sosial seperti facebook, twitter, dll. dengan tujuan mencegah penyebaran informasi dalam rangka mengontrol opini masyarakat. Bukan cara yang bijak, karena metoda seperti itu dianggap sebagai pelanggaran freedom of speech (kebebasan berbicara) di era keterbukaan ini.

Masih ada satu cara lagi untuk mencegah publik mendapatkan informasi, yakni dengan cara mendiskreditkan / menjatuhkan reputasi dari sumber informasi tersebut, menciptakan STIGMA (kesan buruk) sehingga masyarakat dengan sendirinya tidak menggubris. Metode ini sangat efektif untuk mematikan sebuah informasi berguna menjadi tidak berguna, dan telah menjadi taktik yang paling sering digunakan sejak dunia masuk ke era informasi super cepat.

Aplikasinya begitu luas, dapat digunakan dalam berbagai situasi yang membutuhkan pembentukan opini, misal: perang & konflik kemanusiaan, menggiring opini yang salah jadi benar, yang benar jadi salah. Persaingan politik, pilpres kemarin adalah cerminan penggunaan taktik ini secara over (berlebihan) oleh sayap radikal partai Islam pendukung salah satu capres yang menebar berbagai stigma untuk menjatuhkan capres lawan.

Taktik inilah yang digunakan oleh gerakan Radikalisasi Islam yang diorkestrasi oleh negara Arab yang menabur Petro Dollar di tanah air untuk penyebaran paham radikal intoleran berkedok “pemurnian Islam”. Berbagai stigma pun diciptakan.. LIBERAL, KOMUNIS, SEPILIS, SYIAH, dll , yang akan dianugerahkan kepada siapapun yang berbeda pendapat dengan para downline (kaki tangan) paham radikal ini.

Labelisasi negatif bahkan juga diberikan kepada Muslim yang berpikir kritis, juga digunakan untuk menjatuhkan reputasi Ulama-Ulama cerdas yang mencoba meluruskan Islam ‘abal-abal’ yang mereka sebarkan. Semua demi satu tujuan, yakni untuk mencegah terbitnya kesadaran berjama’ah terhadap wajah asli induk semang mereka, yakni: PENJAJAH ARAB BERKEDOK ISLAM.

Untuk ini, para agen Arabisasi Radikal berkedok Islam melakukan segala cara untuk MEMFITNAH siapa saja yang berseberangan dengan mereka untuk menjual BUALAN “Islam murni” didasarkan penafsiran asal-asalan terhadap ayat-ayat kitab suci, lalu mengarang cerita HOAX tentang kaum JIL (jaringan islam liberal) yang ingin mendangkalkan akidah.
SAYA LAHIR MUSLIM. DIBESARKAN MUSLIM.
& MASIH MUSLIM SAMPAI HARI INI.

Bersama ini saya sajikan pemberitaan yang berimbang (demi keadilan), sebagai kounter persepsi dari kampanye hitam terhadap saya selama ini..
FISKAL: Permadi Arya, Sang Resonan Islam Nusantara
http://www.fiskal.co.id/…/permadi-arya,-sang-resonan-islam-…
KOMPAS: Ustad Abu Janda Hebohkan Dunia Maya
http://www.kompasiana.com/…/ustad-abu-janda-di-pesantren-al…

REFERENSI:
1. http://forum.detik.com/ustad-medsos-terpopuler-abu-janda-al-boliwudi-bongkar-5-faktanya-t1372784.html
2. https://www.facebook.com/ustadabujanda/posts/1638005336443019

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/219136638418879/