SUNTINGAN. Suara (audio) asli dihilangkan, diganti musik sehingga konteks lokasi kejadian yang sesungguhnya BUKAN di Indonesia menjadi TIDAK jelas.

Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

======

KATEGORI

Konten yang Dimanipulasi.

======

SUMBER

Page “Kultum Ustadz Abdul Somad, Lc.Ma” (https://archive.md/jVjK7), sudah dibagikan 71 ribu kali per tangkapan layar dibuat.

https://archive.md/bz1Fz (arsip cadangan).

======

NARASI

“SUBHANALLAH..
JENAZAH DI PERLAKUKAN SEPERTI MENGUBURKAN BINATANG..”

======

PENJELASAN

(1) First Draft News: “Konten yang dimanipulasi

Ketika informasi atau gambar yang asli dimanipulasi untuk menipu”.

“Konten yang Menyesatkan

Penggunaan informasi yang sesat untuk membingkai sebuah isu atau individu”

* SUMBER membagikan video hasil SUNTINGAN yang menghilangkan konteks kejadian yang sesungguhnya karena menutupi bahasa yang digunakan oleh orang-orang di video yang asli.

* Video disunting memanfaatkan masa pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.


(2) Salah satu sumber asli suara yang digunakan untuk mengganti suara asli:

* “Allah Allah Aghisna الله الله أغثنا – Nazwa Maulidia (Official Music Video)”.


(3) Video dengan suara asli:

(Terdengar bahwa bahasa yang digunakan BUKAN bahasa Indonesia).

======

REFERENSI

(1) firstdraftnews.org: “Berita palsu. Ini rumit.” http://bit.ly/2MxVN7S (Google Translate), http://bit.ly/2rhTadC.

(2)

https://archive.md/6KoxT (arsip cadangan), YouTube: “Allah Allah Aghisna الله الله أغثنا – Nazwa Maulidia (Official Music Video)

31,659,032 views • Mar 27, 2019

OSPRO MUSLIM CHANNEL
242K subscribers”.

(3) 5W1H: “WHERE” (Di mana).

https://bit.ly/2Hr3f2N / https://archive.md/80GFx (arsip cadangan), Wikipedia: “Asdikamba

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Asdikamba atau adiksimba (bahasa Inggris: 5W+1H, Five Ws)[1] adalah pertanyaan yang jawabannya dianggap sebagai dasar pengumpulan informasi atau dalam memecahkan masalah. Asdikamba banyak digunakan dalam jurnalisme (dalam hal ini penyusunan berita), penelitian, dan penyidikan polisi.[2] Keenamnya menjadi kerangka dalam menyusun laporan terkait subjek.[3] Menurut landasan asdikamba, suatu laporan dapat dianggap lengkap bila dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya sebagai berikut:[1]

* Siapa yang terlibat?

* Apa yang terjadi?

* Kapan terjadinya?

* Di mana kejadiannya?

* Mengapa hal itu terjadi?

Sejumlah penulis juga menyertakan satu kata tanya, bagaimana, ke daftar pertanyaan:[1]

* Bagaimana terjadinya?

Pertanyaan tersebut haruslah faktual — agar sempurna, semua fakta yang terjadi apa adanya harus disertakan dalam laporan.[4] Yang penting, tidak ada pertanyaan yang hanya dapat dijawab “ya atau tidak”, “benar atau salah”, dan sebagainya.”