Klaim video yang bisa menganalisa adanya covid-19 di tubuh kita hanya melalui tes menahan napas adalah tidak benar. badan kesehatan dunia WHO mengatakan bahwa teknik dalam video itu tidak menyatakan seseorang mengidap Covid-19.

======

[KATEGORI]: KONTEN YANG MENYESATKAN

======

[SUMBER]: PESAN BERANTAI WHATASAPP

======

[NARAS]:

“Jika anda dapat menahan nafas hingga titik merah berpindah dari A ke B anda saat ini bebas COVID-19. Tes sederhana versi uji coba gratis membantu menyelamatkan hidup. Tunggu titik merah berpindah ke A sebelum mulai menahan nafas”.

======

[PENJELASAN]:

Beredar pada pesan berantai whatsapp sebuah informasi berupa video dengan klaim tes teknik menahan napas untuk mengidentifikasi apakah seseorang terpapar covid-19 atau tidak.

Video disertai keterangan dalam bahasa India yang berarti: “Jika Anda dapat menahan napas sampai titik merah bergerak dari A ke B maka Anda resisten terhadap penyakit. Tes sederhana Covid.”

Dalam video terdapat gambar kotak dengan keterangan di sebelah kiri kotak bertuliskan “ambil napas” dan di sebelah kanan kotak “embuskan napas.”

Berdasarkan penelusuran, dilansir dari factcheck.afp.com, badan kesehatan dunia WHO mengatakan bahwa teknik dalam video itu tidak menyatakan seseorang mengidap Covid-19.

“Tampaknya ini adalah aplikasi sederhana yang mengukur waktu dan bukan aliran udara. Orang dengan penyakit paru-paru (dari merokok, polusi, asma, COPD atau infeksi paru, termasuk tetapi tentu saja tidak terbatas pada Covid-19) akan lebih sulit melakukannya. Tampaknya tidak berbahaya, tetapi tidak terlalu informatif, ukuran kasar dari fungsi paru-paru,” kata WHO kepada AFP Fact Check.

Dr Amba Lal Salve, pengawas medis di Rumah Sakit Ananta, mengatakan bahwa Ananta Hospital tidak berada di balik pesan video itu, termasuk nomor telepon dan harga tes Covid-19.

Untuk mendiagnosis virus corona, masyarakat dianjurkan untuk melakukan tes PCR di Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), yang sudah diakreditasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hasil dari tes tersebut akurat dan terpercaya, serta dapat diketahui dalam waktu kurang dari 12 jam sejak sampel diterima.

Polymerase chain reaction (PCR) atau yang kadang disebut sebagai “fotokopi molekuler” adalah teknik yang digunakan untuk memperkuat salinan segmen kecil DNA. Hal ini karena untuk dapat melakukan analisis molekuler dan genetik, diperlukan sejumlah besar sampel DNA. Setelah diperkuat, DNA yang dihasilkan oleh PCR dapat digunakan dalam berbagai prosedur laboratorium yang berbeda, salah satunya adalah untuk mendeteksi virus.

======

REFERENSI:

https://factcheck.afp.com/experts-dismiss-claim-holding-your-breath-helps-test-covid-19

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/13/182159065/hoaks-video-teknik-tahan-napas-untuk-deteksi-covid-19?page=all

https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4351530/cek-fakta-tidak-benar-video-tes-menahan-napas-bisa-membantu-analisa-covid-19

https://www.halodoc.com/artikel/tes-diagnosis-corona-bukan-tahan-napas-10-detik